Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit macet masih menjadi persoalan bagi industri fintech peer to peer (P2P) lending. Terkait hal itu, sejumlah fintech menerapkan strategi untuk menekan angka kredit macet.
Country Head Indonesia Modalku Arthur Adisusanto Modalku menyampaikan pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk menekan angka kredit macet. Dia menyebut Modalku konsisten untuk terus menerapkan prinsip kehati-hatian atau prudential norm dan manajemen risiko dalam menjalankan proses pendanaan.
"Caranya dengan memilih sektor industri yang saat ini sedang berkembang serta meningkatkan uji kelayakan kredit UMKM dengan lebih baik," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (10/8).
Baca Juga: OJK Imbau Pelaku Fintech P2P Lending Terus Tingkatkan Credit Scoring
Selain itu, Arthur mengatakan Modalku juga melakukan pemulihan kredit melalui program restrukturisasi bagi para UMKM atau penerima dana yang masih memiliki prospek usaha serta kapasitas untuk melakukan pembayaran kembali atas kewajibannya.
Arthur menambahkan pada 10 Agustus 2023, Modalku menjaga tingkat keberhasilan pengembalian dana atau TKB90 di level 96,62%.
Tak hanya Modalku, fintech KoinWorks juga menerapkan strategi untuk menekan angka kredit macet. KoinWorks berupaya melakukan revisi standarisasi dari credit assessment sehingga dapat mencakup sektor industri yang lebih potensial.
"Seiring berjalannya waktu, KoinWorks akan terus meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, memastikan borrower adalah UMKM yang memiliki kemampuan dalam mengembangkan bisnisnya dan dapat memberikan dampak sosial berkelanjutan bagi perkembangan UMKM di Indonesia," ungkap tim KoinWorks kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (10/8).
Baca Juga: Sejumlah Fintech Lending Klaim Telah Penuhi Aturan Batas Minimum Permodalan
Adapun KoinWorks mencatatkan persentase TKB90 di level 91,5% per Juli 2023.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat TWP90 fintech P2P lending menurun pada Juni 2023 menjadi 3,29%. Sebelumnya, angka TWP90 sempat meningkat berturut-turut dari 2,81% pada Maret 2023, lalu 2,82% pada April 2023, kemudian mencapai 3,36% pada Mei 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News