Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Industri perbankan nasional terus memperluas cakupan layanan lintas negara melalui pemanfaatan aplikasi digital atau super apps mereka.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya. Bank ini BCA senantiasa menghadirkan berbagai layanan untuk mendukung transaksi internasional.
Salah satunya adalah Poket Valas di aplikasi myBCA, yang memudahkan nasabah untuk membeli, mentransfer, dan menerima berbagai mata uang asing secara cepat dan praktis. Saat ini, terdapat 17 mata uang asing yang dapat ditransaksikan melalui Poket Valas myBCA.
Ke-17 mata uang asing tersebut seperti dolar Amerika Serikat (USD), dolar Singapura (SGD), yuan China (CNY), euro (EUR), dolar Australia (AUD), yen Jepang (JPY), poundsterling Inggris (GBP), dolar Hongkong (HKD), ringgit Malaysia (MYR), baht Thailand (THB), franc Swiss (CHF), dolar Kanada (CAD), krone Denmark (DKK), dolar Selandia Baru (NZD), riyal Saudi Arabia (SAR), dan krona Swedia (SEK).
Baca Juga: Tren Penghapusbukuan Kredit Meningkat di Semester I, Begini Kondisinya
Selain itu ada pula fitur QRIS Cross Border di myBCA dan BCA mobile mempermudah nasabah bertransaksi lintas negara, selaras dengan inisiatif Bank Indonesia (BI) dalam mengimplementasikan QRIS lintas negara secara menyeluruh.
Saat ini, negara yang telah mendukung transaksi QRIS Cross Border mencakup Thailand, Malaysia, Singapura, dan Jepang. Sementara itu, Poket Valas dan Kartu Kredit BCA dapat digunakan di berbagai negara yang menerima jaringan Mastercard, Visa, JCB, UnionPay, dan American Express.
Mendukung ekosistem tersebut, maka BCA juga menyediakan Kartu Kredit berlogo Mastercard, Visa, JCB, UnionPay, dan American Express yang dapat digunakan untuk bertransaksi maupun melakukan tarik tunai di luar negeri.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menjelaskan bahwa guna mendukung kelancaran transaksi internasional ini, BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan beragam strategi.
“BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi lintas negara nasabah,” kata Hera kepada Kontan, Rabu (13/8/2025).
Lebih lanjut, ternyata layanan lintas negara di BCA ini juga berhasil mengoptimalkan pendapatan nonbunga bank (fee based income).
Secara keseluruhan, BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai 7% YoY menjadi Rp 42,5 triliun pada semester I 2025. Capaian ini ditopang pendapatan fee dan komisi yang tumbuh 9,5% YoY menjadi Rp 9,9 triliun sepanjang semester-I 2025.
Baca Juga: Modal Inti Bank India Indonesia Rp 3,38 Triliun, Pastikan Leluasa Salurkan Kredit
Selain itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga terus menggenjot layanan transaksi lintas negara melalui fitur QRIS Antar Negara di aplikasi Livin’ by Mandiri. Tercatat, sepanjang lima bulan pertama 2025, jumlah transaksi meningkat lebih dari tiga kali lipat, dengan total mencapai 141.802 transaksi dan nilai sebesar Rp 49,16 miliar.
“Peningkatan signifikan pada transaksi QRIS Antar Negara mencerminkan akselerasi digitalisasi layanan Bank Mandiri yang fokus menghadirkan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah saat berada di luar negeri,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara.
Sejalan dengan tren transaksi lintas negara ini, Livin’ by Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan pembukaan rekening multicurrency yang cukup tinggi.
Hingga Mei 2025, tercatat lebih dari 35.500 rekening multicurrency telah dibuka melalui Livin’, dengan tiga mata uang yang paling banyak dipilih nasabah yaitu Dolar Amerika Serikat (USD), Ringgit Malaysia (MYR), dan Yen Jepang (JPY).
“Melalui fitur ini, nasabah dapat menghubungkan rekening multicurrency mereka ke Mandiri Debit Visa, sehingga transaksi di luar negeri dapat dilakukan dalam mata uang lokal tanpa dikenakan biaya konversi,” tambah dia.
Adapun saat ini, QRIS Antar Negara di Livin’ sudah dapat digunakan di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Dalam waktu dekat, fitur ini juga akan diperluas ke Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan, yang ditargetkan meluncur pada Agustus 2025 ini.
Baca Juga: BI Kaji Pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Berbasis Syariah
Senada seirama, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) juga makin menggenjot layanan lintas negara ini. Dalam praktiknya, CIMB Niaga turut menyediakan layanan transfer cross border. Mereka menyebut layanan ini transfer valuta asing atau valas, yang mana turut mendukung proses pembayaran lintas negara dengan pilihan 15 mata uang asing.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyampaikan bahwa nasabah CIMB Niaga hingga saat ini dicatat paling banyak memanfaatkan layanan OctoMobile, OctoClicks, dan BizChannel atau OctoBiz untuk melakukan transfer lintas negara. Sedang untuk nasabah nonritel, mereka bisa memanfaatkan layanan transaksi cross-border online.
Mayoritas dari nasabah CIMB Niaga mentransfer dana mereka ke berbagai negara di ASEAN. “Mayoritas di ASEAN. Layanan yang paling banyak digunakan nasabah adalah untuk transfer, dan juga banyak digunakan nasabah untuk transaksi Biz serta kirim uang untuk biaya sekolah anak-anak,” kata Lani.
Selanjutnya: Penerimaan Pajak Terus Tertekan, Ruang Fiskal Makin Terbatas
Menarik Dibaca: Cara Mengolah Dada Ayam agar Aman untuk Penderita Asam Urat,Simak Ulasan Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News