kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

Penyaluran Kredit Melambat, Industri Multifinance Kian Selektif Pilih Debitur


Kamis, 14 Agustus 2025 / 05:36 WIB
Penyaluran Kredit Melambat, Industri Multifinance Kian Selektif Pilih Debitur
ILUSTRASI. Pelayanan kantor cabang BFI Finance di Tangerang Selatan, Senin (2/6/2025). Industri pembiayaan multifinance mencatat perbaikan kualitas portofolio di tengah perlambatan penyaluran kredit.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana, Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pembiayaan multifinance mencatat perbaikan kualitas portofolio di tengah perlambatan penyaluran kredit. Strategi selektif memilih debitur dan diversifikasi produk menjadi kunci perusahaan leasing dalam menekan risiko pembiayaan bermasalah.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance hanya sebesar 1,96% pada semester I-2025. Namun, rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) menurun menjadi 2,55% per Juni 2025, dari 2,8% pada Desember 2024.

Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman mengatakan, perusahaan semakin fokus menjaga kesehatan kualitas pembiayaan. 

Salah satunya dengan lebih selektif memilih debitur dan mengurangi pembiayaan di segmen berisiko tinggi. Hasilnya, NPF CNAF pada Juli 2025 turun menjadi 1,43% dari 1,48% pada bulan sebelumnya.

Baca Juga: Rasio Kredit Macet Industri Multifinance Turun

Direktur Keuangan PT Mandala Multifinance, Roberto AK Un, menuturkan bahwa penyaluran pembiayaan baru melambat akibat lemahnya daya beli. 

Meski demikian, Mandala tetap memperketat seleksi calon debitur dan menerapkan proses penagihan yang efektif, disertai edukasi keuangan secara rutin. 

Dengan langkah ini, NPF perusahaan pada Juli tercatat 2,88%. “Penarikan kendaraan menjadi pilihan terakhir setelah semua tahapan internal dilakukan,” ujarnya.

Corporate Communication Head PT BFI Finance Indonesia, Dian Ariffahmi, menyebut rasio NPF perseroannya berada di bawah rata-rata industri, yakni 1,63% pada paruh pertama 2025. 

Baca Juga: Pasar Saham Volatil, MUF Yakin Industri Multifinance Tetap Bisa Tumbuh

BFI Finance menjaga rasio tersebut dengan penyaluran pembiayaan yang selektif, diversifikasi produk untuk menghindari konsentrasi risiko, serta penguatan kontrol pada proses *underwriting* dan penagihan.

PT Toyota Astra Financial Services (TAF) juga menerapkan strategi serupa. Presiden Direktur TAF, Agus Prayitno, mengatakan peningkatan selektivitas debitur membuat NPF perseroan tetap rendah, hanya 0,32% pada akhir kuartal II-2025. 

TAF juga menjaga komunikasi dengan nasabah, sehingga saat terjadi kendala pembayaran, perusahaan dapat menawarkan solusi yang meringankan cicilan.

Selanjutnya: Jelang Pidato Prabowo, IHSG Bersiap ke Level 8.000

Menarik Dibaca: Cara Mengolah Dada Ayam agar Aman untuk Penderita Asam Urat,Simak Ulasan Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×