Reporter: Aulia Ivanka Rahmana, Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pembiayaan multifinance mencatat perbaikan kualitas portofolio di tengah perlambatan penyaluran kredit. Strategi selektif memilih debitur dan diversifikasi produk menjadi kunci perusahaan leasing dalam menekan risiko pembiayaan bermasalah.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance hanya sebesar 1,96% pada semester I-2025. Namun, rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) menurun menjadi 2,55% per Juni 2025, dari 2,8% pada Desember 2024.
Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman mengatakan, perusahaan semakin fokus menjaga kesehatan kualitas pembiayaan.
Salah satunya dengan lebih selektif memilih debitur dan mengurangi pembiayaan di segmen berisiko tinggi. Hasilnya, NPF CNAF pada Juli 2025 turun menjadi 1,43% dari 1,48% pada bulan sebelumnya.
Baca Juga: Rasio Kredit Macet Industri Multifinance Turun
Direktur Keuangan PT Mandala Multifinance, Roberto AK Un, menuturkan bahwa penyaluran pembiayaan baru melambat akibat lemahnya daya beli.
Meski demikian, Mandala tetap memperketat seleksi calon debitur dan menerapkan proses penagihan yang efektif, disertai edukasi keuangan secara rutin.
Dengan langkah ini, NPF perusahaan pada Juli tercatat 2,88%. “Penarikan kendaraan menjadi pilihan terakhir setelah semua tahapan internal dilakukan,” ujarnya.
Corporate Communication Head PT BFI Finance Indonesia, Dian Ariffahmi, menyebut rasio NPF perseroannya berada di bawah rata-rata industri, yakni 1,63% pada paruh pertama 2025.
Baca Juga: Pasar Saham Volatil, MUF Yakin Industri Multifinance Tetap Bisa Tumbuh
BFI Finance menjaga rasio tersebut dengan penyaluran pembiayaan yang selektif, diversifikasi produk untuk menghindari konsentrasi risiko, serta penguatan kontrol pada proses *underwriting* dan penagihan.
PT Toyota Astra Financial Services (TAF) juga menerapkan strategi serupa. Presiden Direktur TAF, Agus Prayitno, mengatakan peningkatan selektivitas debitur membuat NPF perseroan tetap rendah, hanya 0,32% pada akhir kuartal II-2025.
TAF juga menjaga komunikasi dengan nasabah, sehingga saat terjadi kendala pembayaran, perusahaan dapat menawarkan solusi yang meringankan cicilan.
Selanjutnya: Jelang Pidato Prabowo, IHSG Bersiap ke Level 8.000
Menarik Dibaca: Cara Mengolah Dada Ayam agar Aman untuk Penderita Asam Urat,Simak Ulasan Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News