Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan fintech peer to peer lending sudah menyiapkan strategi untuk menekan tingkat rasio kredit macet atau non performing financing (NPF) agar tidak melambung tinggi di tahun ini.
Misalnya, PT Mitrausaha Indonesia Grup atau Modalku yang sudah menyiapkan strategi khusus agar angka NPF tidak tinggi. Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, tahun ini akan menggunakan strategi prinsip responsible lending.
Baca Juga: Dompet digital garap bisnis wealth management
"Prinsip ini adalah asas operasi Modalku untuk melakukan analisis penilaian terhadap pertumbuhan bisnis UMKM yang mendaftar untuk pinjaman Modalku. Kami menilai kemampuan finansial bisnis mereka untuk melakukan pembayaran rutin dan memiliki kemampuan melunasi pinjaman," kata Reynold kepada Kontan.co.id, Minggu (5/1).
Namun Reynold belum bisa menyebutkan target angka NPF tahun ini karena akan dibahas akhir bulan Januari 2020. Namun, pada tahun lalu NPF Modalku stabil di bawah 2%.
Reynold bilang, sepanjang tahun 2019, Modalku fokus terhadap menekankan compliance atau kepatuhan hukum agar industri fintech lending semakin terorganisir dan berkomitmen terhadap perlindungan konsumen.
Baca Juga: Usai loyo di 2019, multifinance geber pembiayaan syariah di tahun ini
"Edukasi melalui berbagai platform dan channel terus digalakan. Selain melalui media konvensional, Modalku juga gencar melalui edukasi melalui media digital dan media luar ruang," katanya.