kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Sejumlah Perbankan Asing Rampungkan Penjualan Bisnis Ritel di Akhir Tahun


Selasa, 12 Desember 2023 / 09:14 WIB
Sejumlah Perbankan Asing Rampungkan Penjualan Bisnis Ritel di Akhir Tahun
ILUSTRASI. Standard Chartered telah menyelesaikan migrasi bisnis ritel di Indonesia


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, beberapa bank asing resmi melepas bisnis ritelnya di Indonesia. Proses migrasi bisnis ritel yang telah rampung menunjukkan bahwa bank-bank asing tersebut kini menatap bisnis korporasi di tanah air.

Terbaru, ada Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) telah resmi merampungkan migrasi bisnis ritel miliknya ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada 9 Desember 2023. Portofolio bisnis ritel itu termasuk  Kartu Kredit, Personal Loan (CCPL), Mortgage, dan Auto Loan.

Adapun, nilai aset yang diambil alih dari akuisisi tersebut mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Dengan rampungnya akuisisi itu, maka portofolio bisnis ritel Bank Danamon akan meningkat signifikan.

Selepas proses penjualan yang telah rampung, Andrew Chia, Cluster Chief Executive Officer, Indonesia and ASEAN Markets (Australia, Brunei and the Philippines), Standard Chartered bilang pihaknya kini memposisikan diri untuk meningkatkan fokus pada bisnis ritel yang tersisa serta bisnis corporate banking.

Selain itu, Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini SCBI akan mempercepat agenda digitalisasi untuk melayani nasabah dan terus mengembangkan bisnis Corporate, Commercial and Institutional Banking di Indonesia.

Baca Juga: Migrasi Bisnis Ritel Milik Standard Chartered ke Bank Danamon Telah Rampung

Ia menambahkan bisnis Consumer, Private, and Business Banking (CPBB) Standard Chartered telah menunjukkan kinerja yang kuat tahun ini, yang didukung oleh bisnis Wealth Management dan Digital Partnership.

“Bisnis Wealth Management telah menghasilkan pertumbuhan dua digit portofolio segmen affluent kami,” ujarnya.

Sebelumnya, Citibank N.A, Indonesia (Citi Indonesia) juga secara resmi telah mengakhiri bisnis ritel yang dimiliki pada pertengahan November lalu kepada Bank UOB Indonesia. Itu sesuai dengan kesepakatan akuisisi tahun lalu senilai S$ 5 miliar yang sepaket dengan portofolio bisnis consumer banking di 4 negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. 

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengungkapkan pihaknya telah berencana untuk mengeluarkan beberapa produk pada tahun depan. Ini bakal menandai fokus bisnis baru yang dimiliki Citi Indonesia terkait bisnis korporasi.

Batara pun merinci akan ada enam lini bisnis yang bakal menopang bisnis Citi Indonesia ke depannya. Di antaranya adalah investment banking, corporate banking, commercial banking, transaction banking, market and treasury banking dan terakhir custody banking.

“Untuk enam bisnis ini, kami akan investasikan beberapa produk inovasi dan akan memenuhi kebutuhan klien kami yang ada 700 multinasional bisnis,” ujarnya.

Batara menegaskan pengalihan bisnis consumer banking termasuk kartu kredit dan wealth management kepada UOB sendiri merupakan strategi bisnis global. Di mana, untuk segmen consumer banking hanya akan difokuskan di home country, yaitu Amerika 

Baca Juga: Incar Peningkatan Transaksi di Aplikasi, Perbankan Perkuat Inovasi Fitur Beragam

“Di luar home country itu fokusnya bakal institutional banking. Sehingga di luar Amerika hampir 100% berjalan di bisnis institutional bisnis, kecuali Singapura, Hong Kong dan Dubai, karena mereka sebagai hub dari private banking ya,” ujar Batara.

Terkait beberapa aksi bank asing tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae pun berharap bank-bank asing tersebut dapat lebih fokus dalam meningkatkan fungsi intermediasi setelah aksi korporasi tersebut.

Ini mengingat saat ini eksposur kantor cabang bank luar negeri saat ini relatif terbatas. Oleh karenanya, aksi tersebut bisa meningkatkan penyaluran kredit dari bank-bank asing ini.

“Langkah tersebut diharapkan dapat menjadi katalis penguatan dan peningkatan daya saing perbankan nasional," ujar Dian.

OJK mencatat pangsa pasar penyaluran kredit kantor cabang bank luar negeri hanya sekitar 2,45% dari total kredit bank umum di Agustus 2023. Pada periode tersebut, total kredit perbankan mencapai Rp 6.739,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×