Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi umum di Tanah Air mampu meningkatkan kinerja investasinya, hal ini terlihat dari data yang disajikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa memang ada peningkatan jumlah investasi dari lini usaha asuransi umum.
OJK mencatat, jumlah investasi pada lini usaha asuransi umum meningkat sebesar 8,45% year on year (YoY) menjadi Rp 96,82 triliun pada Mei 2023. Dibandingkan periode Mei 2022 sebesar Rp 89,27 triliun.
PT BRI Asuransi Indonesia atau BRI Insurance (BRINS) misalnya, berhasil meningkatkan jumlah investasi sebesar 23,78% YoY menjadi Rp 2,55 triliun di semester I-2023, dibandingkan semester I-2022 sebesar Rp 2,06 triliun.
Direktur utama BRI Insurance Rahmat Budi Legowo menyatakan, BRI Insurance menempatkan investasi pada instrumen-instrumen yang aman, dan mengikuti arahan perusahaan induk serta peraturan yang berlaku.
“Kita tidak masuk ke area yang abu-abu, spekulan yang bisa memiliki revenue besar tetapi risikonya juga besar. Biasanya kita di reksadana ataupun deposito,” ujarnya di Jakarta pekan lalu.
Budi menjelaskan, strategi dalam menempatkan investasi tersebut yaitu setiap gross written premium (GWP) yang didapatkan. Di mana, sejak awal telah diatur arus kasnya (cash flow), pengelolaannya, dan apakah uang yang masuk tersebut cukup untuk membayar fix cost yang terjadi di bulan tersebut.
Baca Juga: Aturan Ini Telah Menghambat Perbankan Meraih Target Penyaluran KUR pada 2023
“Kalau interms of suku bunganya, yeild-nya itu kita targetkan sekitar 4,5%. Karena kami menempatkan pada jangka pendek 4,5% itu agak susah mencari tempat yang aman, tapi suku bunganya bisa terpenuhi,” tandasnya.
Adapun instrumen investasi BRINS tertinggi ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN) RI senilai Rp 1,01 triliun di semester I-2023, meningkat 9,78% YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 923,23 miliar.
Kemudian di Deposito berjangka sebesar Rp 762,23 miliar di semester I-2023, naik 27,46% YoY dibandingkan semester I-2022 yang senilai Rp 597,97 miliar.
Sementara itu, PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) juga berhasil membukukan peningkatan jumlah investasi di semester I-2023 yang mencapai sekitar 12% YoY.
“Jumlah investasi sekitar Rp 1,7 triliun, naik 12% dari tahun lalu,” ujar Direktur Utama Aswata, Christian Wirawan Wanandi kepada Kontan.co.id, Jumat (21/7).
Christian menjelaskan bahwa porsi terbesar dari investasi asuransi Aswata ditempatkan pada instrumen obligasi sekitar 30% sampai 35%. Menurutnya, peningkatan jumlah investasi juga seiring dengan pembayaran klaim.
Baca Juga: Pencabutan Status Pandemi Diyakini Bakal Berdampak Positif ke Sektor IKNB
“Kita selalu konservatif dan tetap likuid untuk pembayaran-pembayaran klaim,” jelasnya.
Menilik laporan keuangan per Kuartal I-2023, asuransi Aswata membukukan jumlah investasi sebesar Rp 1,72 triliun, naik 16,21% YoY, dibandingkan kuartal I-2022 yang sebesar Rp 1,48 triliun.
Adapun instrumen investasi tertinggi ditempatkan pada SBN RI senilai Rp 723,59 miliar di kuartal I-2023, meningkat 28,76% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 561,95 miliar.
Kemudian di Deposito berjangka sebesar Rp 374,11 miliar di kuartal I-2023, naik 37,9% yoy dibandingkan kuartal I-2022 yang senilai Rp 271,29 miliar.
Sementara itu, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) berhasil mencatat kinerja investasi yang positif di kuartal I 2023. Di mana meningkat 15,8% YoY menjadi Rp 10,3 triliun.
Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat mengungkapkan portofolio investasi terbesar Tugu Insurance ditempatkan pada instrumen obligasi dan deposito.
“Alokasi ini secara umum diperkirakan tidak berubah banyak hingga akhir tahun,” ujarnya kepada Kontan.
Menilik laporan keuangan di kuartal I-2023, tercatat pendapatan investasi TUGU sebesar Rp 97,14 miliar, naik 1,78% YoY jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 95,44 miliar.
Baca Juga: Hingga Jumat (21/7), OJK Belum Terima Informasi Pembentukan Tim Likuidasi Kresna Life
Adapun penghasilan bunga dari obligasi sebesar Rp 60,83 miliar di kuartal I-2023, tumbuh 111,87% dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp 28,71 miliar.
Sementara penghasilan bunga dari deposito berjangka sebesar Rp 23,57 miliar di kuartal I-2023, tumbuh 103,01% dibanding kuartal I-2022 yang sebesar Rp 11,61 miliar.
Tatang menambahkan, seiring akan berakhirnya tren kenaikan suku bunga bank sentral, meredanya inflasi, terlihatnya aliran dana asing ke pasar keuangan Indonesia seharusnya akan berdampak baik pada investasi.
“Ini akan berdampak cukup baik pada alokasi penempatan investasi Tugu Insurance saat ini, yang didominasi oleh instrumen obligasi, khususnya pada Surat Utang Negara,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News