Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain masih minim peminat, produk asuransi yang memberi proteksi terhadap aksi terorisme juga diakui masih angin-anginan. Permintaan terhadap produk ini biasanya akan naik pada masa-masa tertentu.
Ketua Dewan Pengurus Konsorsium Pengembangan Industri Asuransi Indonesia - Terorisme dan Sabotase (KPIAI-TS) Robby Loho menyebut, permintaan terhadap produk asuransi terorisme ini biasanya akan meningkat bila ada aksi-aksi teror. Seperti yang terjadi dalam beberapa hari ke belakang.
Karena itu, ia menilai dengan aksi di sejumlah kota di Indonesia ini, akan meningkatkan kewaspadaan atas proteksi aset-aset nasabah. "Biasanya minat untuk membeli produk ini pun akan meningkat," kata dia baru-baru ini.
Selain karena aksi teror, Robby juga menyebut permintaan produk ini biasanya akan lebih tinggi di tahun politik. Di mana hal ini tersebut juga akan terjadi di tahun ini dan tahun depan.
Karena itu ia menilai hingga 2019, prospek dari produk asuransi terorisme bisa lebih baik ketimbang tahun-tahun kemarin. Meski pertumbuhan tersebut masih sulit untuk mencapai tahap yang signifikan.
Perkembangan asuransi terorisme dan sabotase cenderung stagnan, dengan premi yang didapat pun tak banyak bergerak di kisaran Rp 6 miliar per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News