Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Prabowo Subianto tengah menyiapkan produk pinjaman baru untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI). Di mana, pinjaman tersebut melengkapi produk lainnya yang sejatinya sudah ada yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR) penempatan PMI.
Sebagai informasi, KUR untuk PMI ini memiliki syarat yaitu sudah memiliki kontrak kerja ke luar negeri. Sementara, produk pinjaman baru ini tidak memiliki syarat tersebut agar nantinya bisa digunakan untuk dana pelatihan maupun tiket keberangkatan.
Dengan syarat tersebut membuat realisasi KUR PMI tampak mini. Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Yulius mengungkapkan realisasinya sepanjang 2024 hanya sekitar Rp 45,68 miliar kepada 1.763 pekerja migran.
Baca Juga: KUR Bank Mandiri 2024, Syarat Pengajuan Pinjaman, Suku Bunga, dan Limit Kreditnya
Tentu, angka tersebut tentu tak sebanding dengan realisasi produk KUR lainnya. Di mana, total realisasi KUR pada tahun 2024 senilai Rp 282,44 triliun dengan mayoritas untuk KUR mikro.
Meski demikian, Yulius memastikan KUR penempatan pada PMI masih akan berlanjut. Di mana, saat ini Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) sedang merumuskan kebijakan baru untuk pelaksanaannya.
“Ini agar KUR Penempatan PMI bisa lebih baik dan mudah diakses oleh calon Pekerja Migran Indonesia,” ujar Yulius, Selasa (7/1).
Sementara itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan bahwa pelaksanaan KUR PMI ini memiliki berbagai tantangan. Alhasil, realisasi penyalurannya pun terlihat mini.
Baca Juga: Syarat Mengajukan Pinjaman KUR Bank Mandiri 2024, Suku Bunga, dan Limit Kreditnya
Adapun, ia menyebutkan saat ini outstanding KUR PMI yang dimiliki BNI hanya sekitar Rp 900 miliar. Di mana, tiap tahunnya penyaluran hanya sekitar Rp 25 miliar.
“Ini karena PMI masih diberi pilihan untuk mengambil pembiayaan selain KUR, biasanya koperasi,” ujar Royke, Rabu (8/1).
Di sisi lain, ia melihat tantangan lainnya adalah PMI harus mengakses sistem Sisko P2MI di Kementerian PPMI. Alhasil, pekerja migran mengalami kesulitan dalam mengakses sistem tersebut.
Meski demikian, ia mengungkapkan bahwa sejatinya risiko kredit dari produk KUR penempatan PMI ini tak tinggi. Bahkan, Royke bilang di BNI, NPL nya 0%.
“Sepanjang PMI gajinya lewat rekening bank semuanya pasti bagus,” ujarnya.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan pun berpendapat sejatinya masih ada kebutuhan kredit pekerja migran terutama untuk menunjang kompetensi pekerja migran sesuai permintaan dari luar negeri.
Baca Juga: Syarat Mengajukan Pinjaman KUR Bank Mandiri 2024, Suku Bunga, dan Limit Kreditnya
Sebab, bidang pekerja migran di luar negeri, bila membutuhkan kompetensi yang lebih spesifik atau kompleks maka tentunya akan membutuhkan pelatihan yg lebih dalam dan panjang.
Namun, Trioksa bilang jika bekal pelatihan untuk pekerja migran lebih ke sektor yang tergolong tidak membutuhkan banyak skill keterampilan, maka penggunaan kredit tersebut akan menjadi minim.
“Usulannya adalah bagaimana membuka peluang untuk pekerja migran kita bisa menempati posisi-posisi profesional di luar negeri,” ujarnya.
Selanjutnya: Perbankan Pastikan Punya Modal (CAR) Kuat untuk Dukung Ekspansi Bisnis di 2025
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (9/1): Dari Berawan Hingga Hujan Petir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News