kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I, bank berlomba di kredit investasi


Selasa, 02 Agustus 2016 / 22:40 WIB
Semester I, bank berlomba di kredit investasi


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang, Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Di tengah perlambatan ekonomi dan lesunya penyaluran kredit, ternyata penyaluran kredit investasi masih menunjukkan pertumbuhan yang baik. Data statistik moneter dan fiskal Bank Indonesia (BI) menunjukan kredit investasi tumbuh 12% year on year (yoy) per Juni 2016. Pada periode sama tahun lalu, pertumbuhannya hanya 10% yoy.

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Haru Kusmahargyo menyatakan kredit investasi memang memiliki potensi pertumbuhan yang cepat. “Porsinya tidak banyak, tapi growth-nya besar,” kata Haru kepada KONTAN, Selasa (2/8).

BRI klaim mencatatkan pertumbuhan kredit investasi sebesar 20% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Haru juga menambahkan penyaluran kredit investasi ini didominasi ke sektor listrik, gas, dan pertanian.

Begitu pula PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit investasi sebesar 35,6%. Realisasi kredit investasi BNI di medio pertama 2016 ini mencapai 41% atau sebesar Rp 70,1 triliun. Angka segitu kemudian menyumbang 19,6% dari total kredit yang disalurkan oleh BNI selama semester I 2016.

Direktur Korporasi BNI, Herry Sidharta menyatakan aliran kredit investasi BNI paling deras adalah ke sektor pertanian 33,7% atau senilai Rp 23,6 triliun. Di posisi kedua ada sektor listrik air dan gas sebesar 24,4% atau senilai Rp 17,1 triliun.

Sementara itu PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan pertumbuhan kredit investasi sebesar 10% per Juni 2016 dan kebanyakan mengalir ke sektor transportasi, telekomunikasi, dan perkebunan. Head of Treasury BCA, Raymond Yonarto menyatakan pertumbuhan kredit investasi ini kebanyakan disebabkan oleh peningkatan kredit di semester II 2015.

“Sementara pada semester I 2016, kredit investasi relatif stagnan, serupa dengan tren pertumbuhan kredit BCA secara keseluruhan,” jelas Raymond kepada KONTAN, Selasa (2/8).

Semester II 2016

Mengenai target sampai akhir 2016, BNI memasang target pertumbuhan kredit investasi sebesar Rp 12,2 triliun khususnya ke sektor infrastruktur (76,2% atau senilai Rp 9,3 triliun) dan sisanya ke sektor pertanian, trading, dan bus services (23,8% atau senilai Rp 2,9 triliun).

Untuk itu BNI sudah menyiapkan dua strategi. “Pertama itu kita akan fokus melakukan ekspansi yang lebih agresif, tetapi tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” jelas Herry.

Kedua, yaitu dengan melakukan treatment dan perhatian serius kepada debitur agar tidak terjadi kondisi yang lebih buruk dan mendatangkan kerugian yang lebih besar.

BCA tidak mematok target tertentu untuk penyaluran kredit investasi. “Kita lihat situasi ekonomi, kegiatan kredit kita selaraskan dengan itu,” tambah Raymond.

Setali tiga uang, BRI juga menyatakan kredit investasi tidak menjadi prioritas penyaluran kredit mereka di semester II 2016. Haru menjelaskan penyaluran kredit investasi ini bergantung pada kelayakan proyek BUMN yang bersangkutan dan juga kondisi likuiditas.

“Kalau likuiditas kita terbatas pertama akan kita salurkan ke mikro terlebih dahulu, baru nanti kalau masih ada ekses akan kita salurkan ke kredit investasi misalnya infrastruktur,” jelas Haru.

Meski demikian, Haru mengaku potensi pertumbuhan kredit investasi bank berkode saham BBRI tersebut berpotensi tumbuh 16%-17% di semester II 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×