kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Semester I, pembiayaan KKB Adira Finance turun 11%


Selasa, 28 Juli 2015 / 20:39 WIB
Semester I, pembiayaan KKB Adira Finance turun 11%


Reporter: Lidya Panjaitan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Lesunya pertumbuhan ekonomi cukup berimbas terhadap penyaluran pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance).

Berdasarkan laporan kinerja semester I Bank Danamon, Selasa (28/7), kredit kendaraan bermotor dan pembiayaan barang-barang konsumen melalui Adira Finance turun 4% menjadi Rp 48,6 triliun dari Rp 50,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Khusus untuk kendaraan bermotor (KKB), Adira Finance berhasil menyalurkan Rp 15 triliun di semester I tahun ini. Direktur Keuangan dan Direktur Kepatuhan Adira Finance, I Dewa Made Susila mengaku penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor tersebut turun sebesar 11% dibandingkan pencapaian di periode yang sama tahun lalu.

Meski begitu, Adira masih cukup berbangga sebab kinerjanya itu masih lebih baik dibandingkan dengan industri kendaraan bermotor secara keseluruhan. Di mana penjualan sepeda motor baru turun 23% dan penjualan mobil baru menurun 18% dengan periode yang sama tahun lalu.

Pembiayaan mobil baru memang mengalami penurunan, tetapi menurut Dewa Made, pembiayaan untuk mobil bekas masih cukup tinggi. Saat ini komposisinya yaitu 60% untuk mobil baru dan 40% untuk pembiayaan mobil bekas.

"Dibandingkan kuartal I, pencapaian di kuartal II memang mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan daya beli masyarakat yang juga lemah," tutur I Dewa Made, Selasa (28/7).

Walaupun penyaluran kredit Adira Finance di semester I ini menurun, namun Adira Finance masih menargetkan dapat menyalurkan Rp 15 triliun di semester berikutnya. Dewa Made mengakui angka tersebut cukup sulit untuk diraih melihat kondisi industri yang masih lemah. "Kami hanya berharap fase stabilisasi terjadi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×