kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I, penyaluran kredit perumahan melambat


Senin, 04 Agustus 2014 / 09:39 WIB
Semester I, penyaluran kredit perumahan melambat
ILUSTRASI. Intip Kurs Dollar-Rupiah di BRI Jelang Tengah Hari Ini, Rabu 22 Februari 2023. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/18/09/2017


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Hingga medio tahun 2014, penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada sejumlah bank di tanah air melambat. Kondisi ini seiring perlambatan ekonomi nasional dan kian ketatnya rambu-rambu penyaluran kredit oleh Bank Indonesia (BI).

Semisal, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan pertumbuhan KPR sebesar 19,24% year on year (yoy) pada akhir semester I-2014. Biasanya, bank pelat merah ini bisa mencetak pertumbuhan KPR diatas angka 20%-an.

Sepanjang semester I-2014, volume penyaluran KPR BTN meningkat dari Rp 61,50 triliun menjadi sebesar Rp 73,33 triliun pada akhir Juni 2014. Selanjutnya, dari realisasi KPR per Juni 2014 itu, sebanyak 42,51% berupa KPR subsidi dan sisanya 57,49%, merupakan KPR non subsidi.

Dari angka itu, porsi kredit bagi KPR non subsidi kian meningkat. Sebab, pada realisasi Juni 2013 silam, penyaluran KPR non subsidi masih sebesar 56,16%. Sementara 43,84% lainnya berupa penyaluran KPR bersubsidi. "BTN akan tetap fokus pada pembiayaan perumahan, housing bank, baik itu pembiayaan subsidi maupun non subsidi," terang Mansyur Syamsuri Nasution, Direktur BTN, belum lama ini.

Kondisi serupa juga  dialami  oleh PT Bank Mandiri Tbk.  Bank pelat merah dengan aset terbesar di Indonesia ini juga membukukan perlambatan pertumbuhan penyaluran KPR. "Di akhir kuartal II-2014, KPR Bank Mandiri kali ini hanya tumbuh 5% secara year on year," beber Tardi, Executive Vice President (EVP) Consumer Finance Bank Mandiri. Dari jumlah itu, angka penyaluran KPR hingga akhir Juni 2014 sekitar Rp 26,3 triliun.

Tardi membandingan, rata-rata saban tahun emiten bersandi BMRI itu mampu mencetak pertumbuhan KPR antara 15% hingga 20%. Beberapa penyebab KPR Mandiri tumbuh melambat adalah karena aturan batasan pembiayaan alias loan to value (LTV) oleh Bank Indonesia. "Berbagai kondisi itu membuat banyak perumahan kini memilih skema pembayaran cash secara bertahap, bukan lagi kredit. Itu semua yang menyebabkan pertumbuhan KPR melambat," tutur Tardi.

Ke depan, BI beberapa waktu lalu memprediksikan bahwa pada semester II 2014, KPR bisa tumbuh di atas 20%. Selain itu, pembiayaan KPR kini cenderung fokus kepada rumah tipe kecil, yakni 22 m² hingga 70 m².

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×