Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sebagai sarana transportasi yang lincah dan cenderung murah, sepeda motor menjadi andalan mayoritas masyarakat Indonesia. Ditambah lagi masih buruknya kondisi moda transportasi umum, sehingga pembiayaan sepeda motor menjadi bisnis yang menggiurkan bagi para pelaku industri multifinance.
Direktur Keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha alias WOM Finance, Zacharia Susantodiredja mengatakan, kondisi pasar pembiayaan akan lebih baik dibandingkan semester I-2014. "Dengan adanya kepastian Pemilu maka diharapkan kondisi ekonomi membaik, sehingga bisnis bisa makin bertumbuh lebih baik pada semester II," katanya.
Ia pun berharap, terjadi lonjakan pembiayaan sepeda motor pada paruh kedua tahun ini. Apalagi, biasanya kuartal III merupakan periode meningkatnya penyaluran pembiayaan. "Biasanya efek Lebaran membantu meningkatkan pertumbuhan di kuartal III menjadi 8%-10% dibandingkan dengan kuartal II. Kami berekspektasi kuartal III ini bisa tumbuh hingga 10%," imbuhnya.
Selain mengandalkan kondisi pasar yang mulai membaik, WOM Finance juga akan memaksimalkan produktivitas di kantor-kantor cabang dan jaringan-jaringan agar target kinerja tahun ini bisa tercapai. Pada akhir tahun nanti, penyaluran pembiayaan diharapkan mencapai sekitar Rp 6 triliun.
"Saat ini kami tidak mau ekspansi besar-besaran. Kami fokus meningkatkan produktivitas," ujarnya. Salah satu caranya adalah melihat kembali cabang yang pernah ditutup, untuk dibuka dan ditingkatkan produktivitasnya.
Sepanjang semester pertama lalu, WOM Finance mencetak pertumbuhan pembiayaan 11% ketimbang periode sama tahun sebelumnya menjadi Rp 2,8 triliun. Meski nilainya belum separuh dari target tahunan, WOM Finance optimistis pembiayaan sepeda motor akan melaju kencang.
PT Federal International Finance (FIF) pun mencatat penyaluran pembiayaan yang mengkilap pada semester pertama tahun ini. Direktur Pemasaran FIF Group, Djap Tet Fa mengatakan, pembiayaan tumbuh 22% menjadi Rp 12 triliun pada akhir semester I-2014. Pembiayaan motor mencapai Rp 10,4 triliun, sisanya adalah pembiayaan barang elektronik.
Tapi, FIF tampaknya sedikit lebih konservatif melihat pasar pembiayaan pada semester II-2014. Pasalnya, pasar pembiayaan sepeda motor pasca Lebaran cenderung menurun seperti tahun-tahun sebelumnya. "Setelah Lebaran biasanya menurun sehingga ada potensi perlambatan. Namun, nanti kita lihat kondisinya seperti apa setelah Lebaran," tukas Djap.
FIF menargetkan pembiayaan sekitar Rp 22 triliun hingga akhir 2014. Artinya, porsi pembiayaan semester II akan lebih rendah ketimbang semester I-2014. Djap optimistis, target tersebut bisa tercapai. "Karena pasar motor mulai tak terlalu tinggi, mungkin bisa mencapai pertumbuhan 5%-10% di semester II. Tergantung kondisinya," katanya.
Djap menambahkan, FIF tetap mengupayakan pertumbuhan yang maksimal dengan terus berekspansi jaringan di seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News