Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Jika laba total industri perbankan sepanjang 2010 mengalami kenaikan, ini tidak terjadi pada Bank OCBC NISP. Dari rilis yang diberikan pada KONTAN, bank yang kini telah bergabung dengan OCBC Indonesia Januari lalu, mengalami penurunan laba 26,37% dari Rp 436 miliar pada tahun 2009, menjadi Rp 321 miliar tahun 2010.
ā€¯Walaupun terdapat penurunan laba bersih pada tahun 2010, namun hal ini lebih diakibatkan oleh timbulnya beban non operasional dari proses penggabungan antara Bank OCBC NISP dengan Bank OCBC Indonesia," kata Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja. Dia berjanji, penggabungan ini justru akan mendongkrak daya saing bank.
Berdasarkan lembar pokok laporan keuangan bank, tercatat, pendapatan bank di luar pendapatan bunga mengalami penurunan 3,1% dari Rp 497 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 482 miliar di tahun 2010.
Selain itu, beban operasional dan non-operasional juga mengalami pembengkakan. Jika 2009 lalu, OCBC NISP masih bisa mengantongi pendapatan non operasional, tahun 2010, OCBC NISP harus mengeluarkan biaya beban bukan operasional Rp 178 miliar.
Beban operasional membengkak 7,6% dari Rp 1,37 triliun di tahun 2009 menjadi Rp 1,4 triliun di tahun 2010.
Meski begitu, Bank OCBC NISP masih bisa mempertahankan peningkatan aset ebesar 20,0% dari Rp 37,1 triliun menjadi Rp 44,5 triliun di tahun 2010. Pertumbuhan aset ini terutama didorong oleh kenaikan penyaluran kredit sebesar 27,7% dari Rp 21,9 triliun menjadi Rp 28,0 triliun pada akhir tahun 2010.
Dana simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) Bank OCBC NISP juga mengalami kenaikan sebesar 18,7%, dari Rp 30,2 triliun menjadi Rp 35,9 triliun pada akhir tahun 2010. Porsi giro, tabungan dan deposito masing-masing sebesar 18,7%, 40,9% dan 40,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News