kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak Jurus Perbankan Kerek Rasio Return on Equity pada Tahun Ini


Rabu, 02 Agustus 2023 / 19:06 WIB
Simak Jurus Perbankan Kerek Rasio Return on Equity pada Tahun Ini
ILUSTRASI. DPK Perbankan: Pelayanan Nasabah di sebuah bank milik pemerintah di Jakarta, Selasa (27/12/2022). KONTAN/Baihaki/27/12/2022


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio laba yang dihasilkan bank besar dari modalnya pada semester I-2023 ini meningkat cukup tinggi, alhasil Rasio return on equity (RoE) pun ikut naik. 

Sejumlah bank akan fokus meningkatkan kemampuan memberikan keuntungan bagi para pemegang sahamnya dalam beberapa tahun ke depan. RoE pun ditargetkan mengalami kenaikan signifikan dalam tiga tahun ke depan.

Rasio RoE ini merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen.

Bank yang paling menguntungkan bagi investor jatuh ke tangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Mandiri.

Baca Juga: BTN Siap Jual Aset Kredit Bermasalah di Semester II 2023

RoE BCA ada di urutan pertama dengan RoE pada semester I-2023 mencapai 24,2%, naik dari posisi 19,6% pada periode sama tahun sebelumnya. Sementara BMRI ada di urutan kedua dengan RoE mencapai 21,9%. Angka ini naik dari periode sama tahun 2022 yang hanya tercatat 19,9%.

Merujuk pada laporan keuangan pada semester I-2023, BCA mencatatkan kinerja laba bersih sebesar Rp 24,19 triliun pada semester I-2023. Perolehan tersebut tumbuh 34% YoY dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18,04 triliun. Total aset BCA naik 7,3% YoY menjadi Rp 1.357 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.264 triliun.

Adapun BMRI membukukan laba bersih tahun berjalan secara konsolidasi senilai Rp 25,2 triliun, meningkat 24,9% dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 20,20 triliun. Pada periode yang sama, aset Bank Mandiri mencapai Rp 1.963,98 triliun, naik 1,43% YoY.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyampaikan, peningkatan ROE tersebut didorong oleh peningkatan laba bersih konsolidasi yang berhasil tumbuh 25,9%. 

"Pencapaian ini merupakan hasil dari implementasi strategi berkelanjutan yang kami jalankan," kata Sigit kepada kontan.co.id, Rabu (2/8).

Beberapa kontribusi pencapaian laba antara lain yaitu pendapatan bunga bersih (NII) Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp48,3 Tn atau naik 11,7% yoy, didorong oleh pertumbuhan kredit yang prudent sebesar 11,8% YoY.

NIM Bank Mandiri secara konsolidasi juga mengalami pertumbuhan sebesar 19 bps YoY menjadi 5,56% yang didukung oleh Cost of Fund (CoF) yang masih berada di level rendah sebesar 1,79%. 

Di samping itu, Bank Mandiri mampu mempertahankan efektivitas biaya operasional yang tercermin dari rasio CIR konsolidasi menjadi sebesar 37,05% atau turun 377 bps. Bank Mandiri pun terus berupaya untuk memperbaiki kualitas aset dengan berhasil menekan rasio NPL menjadi 1,64% di Kuartal II 2023 sehingga dapat menghemat CKPN. Rasio Cost of Credit (CoC) juga berhasil turun sebesar 23 bps yoy menjadi 1,19%.

Sementara RoE dua bank besar lainnya masih berada di bawah 20% pada semester I-2023.  PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menghasilkan RoE 16,97% pada semester I-2023, naik dari 16,31% pada periode sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Dorong NZE, Mandiri Salurkan Kredit Berkelanjutan Rp 242 Triliun per Semester I 2023

Adapun Bank Tabungan Negara (BTN) menghasilkan RoE mencapai 11,95% turun 447 basis poin (bps) dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 16,42%.

BTN berkomitmen untuk meningkatkan RoE mencapai 13%. Di jajaran bank pelat merah, BTN merupakan bank dengan kemampuan paling kecil dalam menghasilkan laba dari modalnya.

Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo menjelaskan, menurunnya RoE pada semester I/2023 ini karena penambahan modal yang efektif pada awal tahun 2023 lalu, alhasil equity perseroan naik 35,31%.

Untuk diketahui, pada Januari 2023 BTN sukses meraup dana segar sebesar Rp 4,13 triliun. Dana ini diperoleh dari hasil penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Untuk mendapatkan tambahan modal itu, BBTN menerbitkan 3,44 miliar saham baru seri B yang setara dengan 24,54% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. 

"Tahun ini kami menargetkan RoE bisa capai 13%, pendorongnya pertumbuhan bisnis KPR non subsidi yang lebih kuat, dan kami juga mulai mengembangkan bisnis kredit konsumer yang marginnya lebih baik seperti home equity loan, personal loan dan kredit UMKM," ujar Setiyo.

Pada semester I-2023 ini laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 1,47 triliun. Perolehan tersebut tumbuh tipis 0,23% secara tahunan. Aset BTN juga ikut bertumbuh sekitar 4,93% YoY menjadi Rp 400,54 triliun pada paruh pertama 2023 dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 381,74 triliun.

Adapun PT Bank Negara Indonesia (BNI) menargetkan RoE bisa mencapai 18%-20% hingga 2025. Per semester I-2023 RoE bank ini tercatat sebesar 16,97% naik dari 16,31% pada periode sama tahun sebelumnya.

Direktur Risk Management BNI David Pirzada menyebut, kenaikan tingkat RoE menunjukkan bahwa BNI dapat terus menumbuhkan profit/earnings-nya. Pertumbuhan profit tersebut dikontribusikan oleh strategi yang dilakukan oleh BNI seperti perbaikan kualitas kredit dan juga dapat mempertahankan NIM sesuai target.

"Strategi tersebut akan dilanjutkan serta peningkatan fee based income merupakan salah satu target di tahun 2023 maupun tahun-tahun berikutnya," ungkap David.

Menurutnya, fee based Income akan lebih didorong oleh transaksi-transaksi nasabah, tidak hanya terkait transaksi account maintenance, tetapi juga pada fee yang sifatnya sindikasi, advisory, dan investment.

Baca Juga: Laba Bersih Bank Mega (MEGA) Naik 32% pada Semester I 2023

Asal tahu saja, laba perseroan pada semester I-2023 tumbuh 17% YoY mencapai Rp 10,3 triliun.

Sementara PT Bank CIMB Niaga menargetkan RoE bisa meningkat di 16% pada tahun ini. Hingga semester I-2023 ini tercatat RoE perseroan mencapai 15,4% meningkat dari 12,6% pada periode sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, peningkatan RoE di semester I berasal dari pertumbuhan bisnis di semua segmen, loan, fee income, cost efficiency yang terlihat dari CIR yang menurun ke 43,3%. Dan asset quality yang sehat dengan penurunan NPL ke 2,5%.

"CIMB menargetkan RoE akhir tahun bisa meningkat di 16%. Dengan konsisten melaksanakan fokus bisnis di ritel, UMKM dan selected korporasi," imbuhnya.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai, proyeksi RoE hingga akhir tahun masih bagus karena memang prospek emiten perbankan terutama yang besar seperti yang top 4 bagus.

"Jadi ya pasti RoE-nya juga ikut naik kalau kinerjanya terjadi seperti yang diekspektasi oleh pasar untuk emiten tersebut," ujar Arjun.

Ia menjelaskan, berdasarkan data Bloomberg untuk sektor keuangan (mayoritas terdiri atas emiten perbankan) RoE untuk sektor keuangan turun sebesar -14,16% secara tahunan berdasarkan hasil kaurtal II tahun ini dibandingkan tahun yang lalu, yaitu dari RoE sebesar 11,23% ke RoE sebesar 9,64%. Menurutnya, penurunan tersebut sejalan dengan penurunan kredit atau loan growth di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Walau demikian, Arjun menyebut hal ini adalah wajar karena tahun 2022 memang sangat bagus untuk bank besar, dan sekarang ada cool down tapi masih kondusif.

"Secara YTD sektor keuangan berdasarkan sektor keuangan IDX juga tumbuh sangat tipis walaupun positif, dan yang dukung kenaikan ini sebenarnya mayoritas emiten perbankan top 3 yaitu BBCA, BMRI dan BBRI yang mencatat return positif cukup tinggi secara YTD," katanya.

Ke depan potensi pertumbuhan laba emiten bank besar juga disebut Arjun akan cerah terutama untuk big caps. Pertumbuhan laba ini akan mendorong atau menjadi penopang kenaikan RoE karena laba adalah komponen utama.

"Selain itu dividen juga berpotensi naik karena untuk emiten perbankan terutama yang besar, korelasinya positif antara dividend payout ratio dan kenaikan laba. Jadi prospeknya masih bagus dan ini berharap akan translasi ke kenaikan RoE," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×