kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak sejumlah bank daerah yang berencana melantai di BEI


Minggu, 17 Maret 2019 / 15:37 WIB
Simak sejumlah bank daerah yang berencana melantai di BEI


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah bank daerah yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan semakin bertambah ke depan. Pasalnya, beberapa bank lagi tengah merencanakan untuk melakukan penawaran saham perdana atau Intial Public Offering (IPO).

Sementara saat ini jumlah Bank Pembangunan Daerah (DPD) yang sudah jadi perusahaan publik masih minim. Dari 27 bank daerah, baru tiga yang telah jadi emiten yakni PT Bank Pembangunan Derah Jawa Barat Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk, dan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk.

Bank daerah lain yang berencana IPO adalah Bank DKI, Bank kalimantan Selatan (Kalsel), Bank Sulawesi Utara dan Gorontallo (SulutGo), dan Bank Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel).

Bank DKI telah memasukkan IPO dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun ini. Mereka menargetkan akan melantai di bursa saham di tahun ini, namun apakah terealisasi akan tergantung pada kondisi pasar dan juga restu dari pemilik saham dan legislatif.

Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Bank DKI mengatakan, persiapan IPO masih terus berjalan yang dibantu oleh sekuritas yang sudah mereka tunjuk. "Proses IPO masih jalan. Tapi apakah terealisasi tahun ini atau tahun depan, itu akan tergantung pada kondisi pasar dan juga izin dari pemprov serta DPRD." katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/3).

Untuk mempersiapkan dan mengawal rencana IPO tersebut, Bank DKI telah menunjuk tiga sekuritas sebegai penjamin emisi yakni Mandiri Sekuritas, Trimegah Sekuritas dan RHB Sekuritas.

Per akhir tahun 2018, rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank DKI tercatat 25%. Saat ini posisinya telah meningkat menjadi 27% lantaran pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di awal tahun cukup tinggi sedangkan penyaluran kredit masih lesu.

Di samping melanjutkan rencana IPO, Bank DKI tahun ini hanya fokus menggenjot dana ritel untuk funding. Menurut Sigit, potensi DPK ritel di Jakarta masih besar sekali sehingga pihaknya akan memilih fokus untuk mencari dana dari situ. Bank ini menargetkan pertumbuhan DPK 15% dan penyaluran kredit 14% di 2019.

Sementara rencana IPO Bank SulutGO dipastikan belum akan terealisasi tahun ini. Setelah tertunda pada tahun 2018, bank ini sebelumnya mewacanakan untuk menggelar IPO tahun 2019. "IPO belum di tahun ini," ujar Jeffry Dendeng, Direktur Utama Bank SulutGo.

Jeffry tidak menyebutkan kapan rencana itu akan direalisasikan. Namun, untuk memperkuat permodalan dalam menjalankan bisnis, bank ini memilih untuk menerbitkan obligasi tahun ini disamping dari injeksi modal dari pemegang saham.

Sementara Bank Kalsel direncanakan akan IPO tahun 2020. Itu disampaikan Wakil Gubernut Kalsel saat membuka perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia pada pertengahan Februari lalu. Saat dikonfirmasi perkembangannya, Sekretaris Perusahaan Bank Kalse Septian Reiswandy enggan merespon.

Adapun rencana IPO Bank Sumsel Babel belum akan dilakukan dalam waktu dekat. "IPO ini rencana jangka panjang. Kapan tahunnya, belum bisa kami sebutkan," ungkap Antonius Prabowo, Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel.

Sedangkan Bank Bali, Bank Kalimatan Timur dan Kalimatan Utara (Kaltimtara), serta Bank NTN Syariah belum memiliki rencana melakukan IPO untuk sementara ini. 

Pasalnya, pemerintah daerah atau pemerintah provinsi selaku pemegang saham masing-masing masih berkomitmen untuk melakukan penguatan modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×