kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak strategi Bank Danamon pasca merger dengan BNP


Minggu, 12 Mei 2019 / 09:34 WIB
Simak strategi Bank Danamon pasca merger dengan BNP


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca menuntaskan proses penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP), PT Bank Danamon Tbk akan mulai fokus memperluas bisnisnya. Ke depan, bank dengan kode emiten BDMN ini akan memperluas bisnis ke segmen korporasi.

Direktur Keuangan Bank Danamon Satinder Ahluwalia mengatakan, Bank Danamon berpotensi menampung beberapa portofolio tambahan dari BNP yakni perluasan nasabah segmen korporasi.

Menurutnya, Bank Danamon mampu meraih tambahan kredit dari segmen korporasi BNP sekitar Rp 5 triliun-Rp 10 triliun. "Di bawah MUFG akan lebih bagus, ditambah sinergi korporasi dari perusahaan Jepang dan global. Dan kelihatannya tahun ini cukup besar," ujar Ahluwalia Jumat (10/5) malam.

Meski begitu, Danamon memilih untuk menggarap potensi supply chain financing dari nasabah korporasi. Terutama untuk meningkatkan pertumbuhan dari segmen usaha kecil menengah (UKM) dan konsumer. "Bukan berbentuk proyek, tapi kredit modal kerja, kredit jangka menengah (midterm loan) dan supply chain. Untuk longterm kami tidak masuk ke situ," imbuhnya.

Alasannya, Bank Danamon lebih berpengalaman di segmen UKM dan konsumer. Namun, ke depan Ahluwalia bilang tak menutup kemungkinan Danamon akan menggarap kredit jangka panjang seperti infrastruktur.

Saat ini menurutnya sebaran porsi kredit di tiga segmen UKM, konsumer dan korporasi masih seimbang, masing-masing sepertiga dari total kredit. Tahun depan, diperkirakan porsi kredit korporasi masih akan sama di kisaran 30%-35%. "Tapi dalam dua atau tiga tahun ke depan korporasi mungkin akan menjadi 40%, arahnya ke sana," terangnya.

Untuk target pertumbuhan kredit secara total pasca merger dinilai tidak berubah dari awal tahun yaitu 8%-10%. Pertumbuhan kredit Bank Danamon baru akan bergerak kencang di awal kuartal III-2019.

"Fokus kami di midterm loan dulu, memperbesar CASA funding, transaction banking, payroll dan juga ke anak usaha seperti multifinance. Intinya kami akan cross selling dengan nasabah korporasi ini," ungkapnya.

Sementara untuk antisipasi kebutuhan likuiditas, Danamon juga memiliki rencana untuk menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun dalam waktu dekat. Hal tersebut merupakan bagian dari jatah Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) pada tahun ini.

Sekadar informasi saja, per kuartal I-2019 total laba bersih Bank Danamon tercatat mencapai Rp 933 miliar. Jumlah tersebut menurun 11% secara tahunan atau year on year (yoy). Meski begitu, bila dibandingkan dengan akhir 2018 lalu, terjadi peningkatan sebesar 6%.

Sementara itu, total kredit termasuk trade finance Bank Danamon di kuartal I-2019 meningkat 6% yoy menjadi Rp 138 triliun. Kualitas kredit alias non performing loan (NPL) juga membaik dari 3,2% menjadi 2,8% di tiga bulan pertama.

Bila dirinci, pertumbuhan kredit terbesar bersumber dari KPR yang naik 27% yoy menjadi Rp 8,3 triliun. Sedangkan, kredit korporasi, komersial dan institusi keuangan baru naik 7% yoy menjadi Rp 39,5 triliun. Sementara segmen UKM tumbuh 6% yoy menjadi Rp 31,1 triliun.

Catatan saja, pada 29 April 2019 MUFG Bank telah meningkatkan kepemilikannya di Bank Danamon dan Bank BNP masing-masing menjadi 94% dan 99,9% dengan melakukan transaksi tunai senilai Rp 49,6 triliun. Transaksi itu merupakan tahap ketiga dalam rencana akuisisi MUFG Bank terhadap Bank Danamon yang dicanangkan sejak 26 Desember 2017 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×