Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan kendaraan listrik terus mencatatkan peningkatan. PT BNI Multifinance (BNI Finance) sebagai salah satu yang aktif menyalurkan pinjaman untuk kendaraan listrik menerapkan strategi tersendiri dalam menyalurkan pembiayaan.
Kendati pertumbuhannya signifikan namun segmen kendaraan ini masih memiliki sejumlah risiko, misalnya belum adanya asuransi khusus kendaraan listrik, harga kendaraan yang lebih tinggi, hingga belum jelasnya harga jual di pasar seken.
Direktur Bisnis BNI Multifinance, Albertus Hendi menyebut pihaknya selalu mengedepankan prisnip kehati-hatian ketika menyalurkan pembiayaan. Salah satu upaya mitigasi risikonya, yaitu memberikan uang muka atau down payment (DP) yang lebih tinggi dari kendaraan konvesional, sebab biaya perawatan kendaraan ini lebih mahal ketimbang mobil konvensional.
Baca Juga: BNI Finance Targetkan Pembiayaan Investasi Rp 600 Miliar pada 2024
"Ada plus minusnya, BNI Finance tetap berhati hati untuk pembiayaan kendraan EV. Kami memberikan DP yang lebih tinggi dibanding mobil konvensional," kata Hendi kepada KONTAN, Rabu (24/7).
Di samping itu, Hendi merasa pembeli mobil EV di BNI Finance punya kemampuan bayar yang lebih baik dibanding mobil konvensional. Sehingga meskipun segmen ini punya sejumlah risiko namun kinerjanya tetap menunjukkan hasil yang positif.
Hingga semester I-2024, penyaluran pembiayaan kendaraan listrik mengalami pertumbuhan hingga 100% dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan realisasi nilai mencapai Rp76M.
Asal tahu saja, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang mencatat sepanjang periode semester I-2024 penjualan wholesales mobil listrik atau electric vehicle (EV) secara nasional sebanyak 11.943 unit, melesat 104,19% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News