kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 15.520   70,00   0,45%
  • IDX 7.649   21,99   0,29%
  • KOMPAS100 1.191   3,68   0,31%
  • LQ45 949   0,60   0,06%
  • ISSI 231   1,38   0,60%
  • IDX30 486   0,61   0,12%
  • IDXHIDIV20 584   0,36   0,06%
  • IDX80 136   0,39   0,29%
  • IDXV30 142   0,69   0,49%
  • IDXQ30 162   0,37   0,23%

Simak Strategi CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Kelola Biaya Dana


Sabtu, 18 Juni 2022 / 18:20 WIB
Simak Strategi CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Kelola Biaya Dana
ILUSTRASI. Nasabah mencari informasi pembiayaan produk melalui aplikasi CNAF Mobile di Tangerang Selatan,


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pembiayaan memperkirakan ada potensi kenaikan biaya dana (cost of fund) pada semester II-2022 seiring kenaikan giro wajib minimum (GWM). PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) pun menyiapkan berbagai cara dalam mencari biaya dana semurah mungkin.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menjelaskan, strategi yang digunakan perusahaan untuk menekan biaya antara lain meningkatkan porsi pembiayaan bersama dengan induk usaha (joint financing), mendapatkan pinjaman bank dengan mencari funding bersuku bunga yang rendah, dan menerbitkan obligasi (SUKUK)

Baca Juga: Industri Multifinance Lebih Selektif Ajukan Pendanaan dari Luar Negeri, Ini Sebabnya

"Bunga obligasi atau margin sukuk saat ini berada di kisaran 4,0%-5,0% untuk tenor satu tahun dan 5,5%-6,5% untuk tenor 3 tahun. Sedangkan untuk suku bunga kredit bank berkisar 4,25%-5,25% untuk pinjaman jangka pendek dan 6,0%-7,0% untuk pinjaman jangka Panjang," terang Ristiawan kepada kontan.co.id, Jumat (17/6).

Ristiawan mengatakan, perusahaan akan melihat perkembangan makro ekonomi sekaligus menilai kebutuhan pendanaan sekaligus kondisi pasar modal. Ketika terjadi kenaikan bunga, maka pinjaman dari bank pun akan mengalami kenaikan.

Jika diasumsikan, kenaikan suku bunga referensi sebesar 25bps, maka potensi kenaikan biaya dana diperkirakan selaras yaitu 25bps. Namun perusahaan masih memiliki beberapa strategi pendanaan lainnya seperti memanfaatkan pinjaman dalam jangka pendek maupun pembiayaan bersama.

Menurutnya, perusahaan tetap mengedepankan konsep risk-based pricing di mana suku bunga pembiayaan akan ditentukan profil resiko nasabah. Dengan mengakuisisi segmen yang tepat, maka biaya kredit ataupun pencanangan kerugian bisa ditekan.

Sehingga menurut Ristiawan, dengan potensi kenaikan suku bunga acuan, Perusahaan tetap dapat memberikan suku bunga yang sesuai dengan segmen dengan nilai yang cukup kompetitif.

Ristiawan juga mengaku, perusahaan tengah mengutarakan minat dan memproses penerbitan sukuk untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Hingga April, CIMB Niaga Auto Finance Catat Pertumbuhan Piutang Pembiayaan Rp5,5 T

"Penerbitan ini seiring dengan fenomena debitur segmen syariah di dalam portofolio perseroan yang tumbuh pesat sejak tahun lalu," katanya.

Sebagai gambaran, porsi segmen syariah CNAF berada sekitar 60% dari pembiayaan baru perusahaan sepanjang tahun lalu atau senilai Rp 5,67 triliun, dan berlanjut di tahun ini. Segmen Syariah mengambil porsi sekitar 80% dari realisasi pembiayaan sepanjang kuartal I/2022 atau senilai Rp2,35 triliun.

Ia menerangkan, perusahaan berhasil mempertahankan rasio CoF pada akhir Mei 2022 di kisaran 5,9% dengan melakukan komposisi pendanaan yang berbasis pada dana murah, yaitu pembiayaan bersama (joint financing).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×