Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Investree Radhika Jaya atau Investree telah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi persaingan dengan financial technology (fintech) peer to peer (P2P) lending asal China. Perusahaan China telah menyerbu pasar pembiayaan digital di Indonesia.
Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi mengaku Investree telah menyiapkan tiga strategi khusus. Pertama, Investree mempunyai model bisnis pembiayaan yang cocok dengan kebutuhan penduduk di Indonesia.
“Strategi kami yaitu segmen bisnis Investree yang fokus di sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Dan pasar yang kami bidik ini cocok dengan di Indonesia,” kata Adrian kepada Kontan.co.id, Minggu (29/7).
Sedangkan fintech asal China, lebih fokus pada model bisnis pinjaman payday loan yaitu pinjaman kecil jangka pendek. Biasanya, peminjam dikenakan bunga harian dan nominal pinjaman di bawah Rp 25 juta.
Investree juga membangun ekosistem untuk meperkuat jaringan bisnis perusahaan. Misalnya, Investree bekerjasama dengan fintech lain yaitu PT Star Mercato Capitale, melalui platform investasi reksadana online bernama Tanamduit.
Kerjasama lainnya, dengan memperkenalkan produk Investree di layanan marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak dan Bhinneka.
Strategi terakhir, Investree melakukan kerjasama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) guna memperluas jangkauan nasabah hingga ke daerah-daerah. Perusahaan ini telah berkolaborasi dengan Bank Sumut, dimana bank berperan sebagai insitusi lender dalam memperkenalkan produk dan layanan Investree kepada nasabahnya.
Setelah Bank Sumut, Investree kini tengah menjajaki kerjasama dengan tiga bank sekaligus, yaitu dua BPD dari Pulau Jawa dan satu BPD luar Jawa.
Maka dengan segala persiapan dan strategi tersebut, membuat Investree yakin bisa bertahan di bisnis pinjam meminjam online. Terlebih, Investree sudah cukup berpengalaman mengetahui kebutuhan pembiayaan penduduk Indonesia.
“Insya Allah kami siap bersaing dengan fintech dari luar, karena pasar UMKM yang kami sasar berbeda karakteristiknya dengan di luar. Segmen UMKM di Indonesia sangat beragam di tiap wilayah,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News