Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform dompet digital, PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja menargetkan peningkatan jumlah transaksi sebesar 10% sepanjang 2025.
Chief Executive Officer LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengungkapkan, saat ini LinkAja telah memiliki lebih dari 92 juta pengguna terdaftar, 3 juta merchant, dan lebih dari 1,4 juta titik layanan transaksi tunai (cash in dan cash out) di seluruh Indonesia.
“Strategi kami mencakup akuisisi pengguna baru, peningkatan keterlibatan pengguna aktif, serta penguatan pengalaman pengguna melalui fitur-fitur baru yang mendukung kemudahan dan kenyamanan transaksi,” ujar Yogi kepada Kontan, Minggu (18/5).
Selain memperluas basis pengguna, LinkAja juga aktif menjalin kolaborasi dengan mitra strategis guna membuka akses ke pasar yang lebih luas, termasuk menambah jumlah merchant.
Baca Juga: LinkAja Raup Kenaikan Transaksi Hampir 50% Berkat Pembayaran di Merchant Pertamina
Yogi menyebut, LinkAja juga mulai memperkenalkan inisiatif di sektor baru guna mendiversifikasi sumber pendapatan.
“Kami mengaplikasikan mode mengejar pertumbuhan bisnis sambil mempertahankan strategi menuju profitabilitas,” tambah Yogi.
Salah satu fokus utama adalah penguatan di sektor business-to-business (B2B), yang dinilai masih memiliki prospek menjanjikan. Dalam hal ini, LinkAja mengusung model bisnis dua sisi (B2B2C). Di sisi B2B, perusahaan fokus mengembangkan rantai nilai (value chain) secara menyeluruh, baik dari sisi tradisional maupun digital.
Sementara di sisi B2C, LinkAja mengedepankan efisiensi akuisisi dan retensi pengguna melalui layanan-layanan unggulan seperti pembayaran tagihan dan pembelian produk digital (PPOB), setor dan tarik tunai, pembelian BBM dan gas, layanan transportasi umum, serta transaksi melalui QRIS.
“Ekosistem BUMN menjadi keunggulan kompetitif utama kami. Kami terus berkolaborasi dengan berbagai lini bisnis BUMN untuk memperluas infrastruktur pembayaran digital di Indonesia,” ujar Yogi.
Selanjutnya: Harga Minyak Dunia Diperkirakan Tetap Lesu Hingga 2026, Ini Sebabnya
Menarik Dibaca: Akselerasi Ekonomi 2025 Butuh Penguatan Sinergi Fiskal dan Moneter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News