kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simpanan di perbankan tetap naik meski tren suku bunga turun, apa sebabnya?


Jumat, 27 November 2020 / 06:10 WIB
Simpanan di perbankan tetap naik meski tren suku bunga turun, apa sebabnya?


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

Dia juga menegaskan, pertumbuhan tersebut juga terjadi pada simpanan dengan nominal jumbo pada pos dana murah. Menurutnya, penurunan deposito memang sudah sepatutnya terjadi, karena tren bunga terus turun. 

"Kami konsisten tumbuh di CASA. Secara total DPK tetap tumbuh 5%, itu karena deposito yang menurun," imbuhnya. 

Sama halnya dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Direktur BCA Santoso Liem bilang di tengah tren penurunan suku bunga simpanan, pihaknya masih mencatatkan pertumbuhan simpanan nasabah di seluruh lini. 

Dia merinci, deposito pada akhir September 2020 lalu masih naik signifikan sebesar 8,8% secara year on year (yoy) mencapai Rp 184,1 triliun. Sedangkan CASA tumbuh 16,1% mencapai Rp 596,6 triliun. 

Hasilnya, secara total DPK BCA masih bisa naik 14,3% pada akhir kuartal III 2020 lalu menjadi Rp 780,7 triliun. 

Bank swasta terbesar ini menambahkan, kondisi likuiditas di pasar saat ini sangat longgar. Begitu juga dengan nasabah dengan jumlah simpanan jumbo di BCA. Hal ini terlihat dari tren bisnis wealth management yang terus mencatatkan pertumbuhan yang positif. 

Hingga September 2020 lalu, total asset under management (AUM) di BCA tercatat sudah menembus Rp 65,2 triliun. Realisasi itu meningkat 27% secara tahunan. "Kontribusi kenaikan terbesar berasal dari produk obligasi yang meningkat 45% yoy," jelas Santoso. 

Baca Juga: LPS pangkas bunga penjaminan 50 bps jadi 4,5%, demi percepat penurunan suku bunga

Kondisi yang terjadi pada simpanan perbankan ini sesuai dengan pemaparan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Tapi ada sedikit perbedaan di akhir tahun ini. 

Menurut Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, pertumbuhan simpanan di kuartal IV sudah merata untuk simpanan dengan saldo di bawah Rp 2 miliar hingga di atas Rp 5 miliar. 

Walau tidak membeberkan data secara rinci, Purbaya menjelaskan pada periode bulan-bulan sebelumnya memang terjadi fenomena melonjaknya simpanan khususnya untuk saldo di atas Rp 5 miliar. "Tapi untuk saat ini sudah membaik lagi, hampir mendekati tren seperti sebelum Covid-19," katanya di Jakarta, Selasa (24/11).

Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka pendek dan menengah tidak akan ada pergerakan simpanan dalam neraca perbankan secara signifikan atau adanya potensi kepanikan di para deposan.

Sebagai informasi saja, pada data LPS akhir September 2020 memang terjadi tren kenaikan simpanan di perbankan. Pertumbuhan tertinggi secara year to date (ytd) terjadi pada simpanan dengan nilai nominal di atas Rp 5 miliar sebesar 17,9% secara ytd menjadi Rp 3.309 triliun. 

Pertumbuhan yang cukup tinggi juga terjadi pada simpanan dengan nominal Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar sebesar 7% ytd menjadi Rp 452 triliun.

Selanjutnya: Lebih agresif turunkan bunga penjaminan, ini jawaban Ketua LPS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×