kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simpanan masyarakat Bali di bank menipis akibat ekonominya masih lumpuh


Jumat, 28 Mei 2021 / 18:09 WIB
Simpanan masyarakat Bali di bank menipis akibat ekonominya masih lumpuh
ILUSTRASI. Simpanan masyarakat Bali di bank menipis akibat ekonominya masih lumpuh


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - BALI. Simpanan masyarakat Bali di perbankan semakin menipis akibat ekonominya yang sebagian besar bergantung pada pariwisata belum bisa bangkit. 

Data Bank Indonesia (BI) mencatat, Dana Pihak Ketiga (DPK) di Bali pada kuartal I 2021 turun 3,79% year on year (yoy) menjadi Rp 99,17 triliun. Kontraksi DPK ini juga meningkat dari kuartal IV 2020 yang masih tercatat 1,51%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan, perlambatan ini bersumber dari tabungan dan deposito. Padahal secara nasional, perbankan saat ini memiliki likuiditas yang sangat longgar. DPK per Maret mencapai Rp 6.539 triliun atau tumbuh 9,4% secara yoy.

"Jadi kondisi Bali itu anomali. Saat secara nasional DPK tumbuh tinggi, di Bali justru mengalami kontraksi," ujar Trisno dalam media gathering Himbara, Jumat (28/5).

Baca Juga: Daftar 5 bank dengan bunga deposito tertinggi di akhir pekan ini

Trisno menambahkan, tekanan yang dirasakan Bali sangat berat akibat pandemi ini. Jika dulu perbankan sangat senang ekspansi di Bali karena rasio kredit macetnya sangat kecil, kini kondisinya berubah drastis setelah Covid-19 dimana non performing loan (NPL) meningkat tajam. 

Hingga saat ini kondisi Bali belum ada perubahan. Saat berbagai provinsi di Indonesia mulai mencatatkan pertumbuhan ekonomi, Bali justru mengalami peningkatan kontraksi ekonomi menjadi 9,85% di kuartal I 2021. 

Trisno bilang, realisasi ekonomi Bali di tiga bulan pertama itu meleset dari perkiraan BI yang sebelumnya memprediksi kontraksi hanya sekitar 5%. "Saat ini tinggal Bali dan Kalteng yang mengalami pertumbuhan ekonomi minus. Bali minusnya sangat besar,"ujarnya. 

Peningkatan kontraksi pertumbuhan ekonomi Bali ini tidak lepas dari sumber ekonominya yang sangat bergantung pada sektor Pariwisata. Sektor ini berkontribusi langsung sebesar 52% terhadap ekonomi Bali. 

Oleh karena itu, BI telah mengusulkan ke Bapenas Bali agar ketergantungan penuh terhadap pariwisata mulai dikurangi untuk mengantisipasi resiko jika sektor ini mengalami tekanan.  "Untuk jangka pendek, kami juga usulkan work from Bali agar memancing pertumbuhan ekonomi Bali.," Pungkas Trisno.

Selanjutnya: Saham-saham ini akan bagi dividen, simak saran analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×