Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari
Meskipun begitu, sejumlah bank-bank besar mengaku simpanan nasabah tajir mereka masih meningkat di paruh pertama tahun 2023.
Bank Mandiri misalnya, yang mencatat jumlah nasabah tajirnya sampai Juli 2023 mencapai hampir 60.000 nasabah dengan total dana kelolaan menyentuh Rp 300 triliun, khususnya di segmen nasabah Mandiri Prioritas dan Mandiri Private.
Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Aturridha menyampaikan target pertumbuhan dana kelolaan diperkirakan masih mampu tumbuh di atas 10% YoY di tahun ini. Para nasabah tajir ini menempatkan dananya yang besar dengan tujuan agar bank dapat kekayaan mereka melalui segmen bisnis bank yakni wealth management.
"Strategi Bank Mandiri dalam mengembangkan bisnis segmen wealth management, yaitu dengan konsisten memberikan layanan dan solusi finansial yang lebih lengkap, seperti varian instrumen investasi yang lebih menarik yang sesuai dengan kebutuhan nasabah yang beragam," kata Rudi kepada Kontan, Kamis (31/8).
Baca Juga: Peran Penting LPS Menjaga Kepercayaan Nasabah Perbankan
Di sisi lain, mengoptimalkan akuisisi nasabah baru melalui fitur Livin’ yakni dengan terus memberikan inovasi fitur, layanan, serta produk investasi yang lengkap.
Begitu juga dengan Bank Central Asia (BCA) yang masih optimistis menargetkan dana kelolaan dari nasabah tajir ini dapat tumbuh 50% YoY. Hingga Juli 2023, dana tersebut telah mencapai hampir Rp 170 triliun.
Bahkan baru-baru ini BCA menyelenggarakan BCA Wealth Summit demi menjaring nasabah tajir agar dapat menempatkan dananya di BCA. Pasalnya tahun lalu, BCA berhasil menambah nasabah baru sebanyak 4.000 nasabah.
Sementara di tahun ini BCA menargetkan peningkatan jumlah nasabah baru meningkat 25% atau sekitar 5.000 nasabah baru yang menempatkan dananya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News