kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simpanan Nasabah Tajir Menyusut Jelang Pemilu 2024, Ini Pemicunya


Senin, 05 Februari 2024 / 10:17 WIB
Simpanan Nasabah Tajir Menyusut Jelang Pemilu 2024, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Karyawan?bank menghitung uang rupiah di Jakarta, Rabu (22/3). Simpanan Nasabah Tajir Menyusut Jelang Pemilu 2024, Ini Pemicunya.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan simpanan nasabah tajir menyusut selama satu dekade terakhir. Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan, dana simpanan di atas Rp 5 miliar pada November 2023 naik 1,6% secara tahunan menjadi Rp 4.369 triliun. 

Angka ini tumbuh lebih mini ketimbang pertumbuhan pada Januari 2023, yang mencapai 11% secara tahunan menjadi Rp 4.254 triliun.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, penyusutan dana simpanan di atas Rp 5 miliar terjadi karena sikap korporasi yang cenderung wait and see. Ini karena tingginya ketidakpastian di masa perhelatan pesta demokrasi Pemilihan Umum tahun ini.

Baca Juga: Pemilu, Jumlah Simpanan Nasabah Tajir Menyusut

Para debitur korporasi memilih menahan diri untuk melakukan pinjaman kredit ke bank. Alhasil, mereka lebih memilih menggunakan dana sendiri, yang semula ditempatkan di bank. Yudhi menyebut, korporasi kini juga lebih nyaman membiayai kebutuhan dan ekspansi usaha dengan dana sendiri.

Namun, pemilu tidak selalu berefek negatif ke jumlah simpanan nasabah korporasi, lo. Pada dua kali perhelatan Pemilu sebelumnya di 2014 dan 2019, tren pertumbuhan simpanan nasabah di atas Rp 5 miliar justru tercatat tumbuh di atas 5%.

Ambil contoh pada tahun 2014 saat Pemilu serentak diadakan pada awal Juli.

Di Januari 2014, nominal simpanan nasabah Rp 5 miliar ke atas sebesar Rp 1,57 kuadriliun. Di Juli, bulan pelaksanaan pemilu, nilainya naik mencapai Rp 1,67 kuadriliun. Di akhir Desember nilainya mencapai Rp 1,85 kuadriliun..

Baca Juga: Pertumbuhan DPK Melambat, Likuiditas Perbankan Tahun Ini Berpotensi Mengetat




TERBARU

[X]
×