Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bagi Anda nasabah bank BUMN, bersiap menyambut layanan baru yang lebih memudahkan untuk bertransaksi melalui mesin teler otomatis (ATM). Pasalnya, empat bank milik pemerintah segera meluncurkan ATM Himbara Link Merah Putih, yang merupakan sinergi mesin ATM.
Konsolidasi mesin teler otomatis (ATM) bank BUMN akan segera meluncur mulai 9 Desember ini. Rico Usthavia Frans, Senior Executive Vice President Transactional Banking Bank Mandiri mengungkapkan, 50 unit mesin ATM Himbara Link siap beroperasi karena secara teknis sudah berhasil disatukan.
Rico bilang, mesin ATM yang dikonsolidasikan ini, menggunakan mesin ATM yang sudah ada alias existing dari PT Artajasa Pembayaran Elektronik (ATM Bersama). "Ada sebagian yang pasang baru di beberapa lokasi," kata Rico kepada KONTAN, Rabu (2/12).
Dengan sinergi mesin ATM ini, maka dampaknya adalah terciptanya efisiensi biaya operasional dari mesin ATM. Rico bilang, setiap bulannya bank yang memiliki logo pita emas ini merogoh kocek Rp 16 juta-Rp 17 juta per bulan per unit ATM untuk biaya perawatan atau maintenance termasuk biaya amortisasi, telekomunikasi, dan pengisian uang.
Dengan konsolidasi, maka biaya tersebut bisa ditanggung bersama oleh empat bank BUMN. Setidaknya, setiap bank pelat merah dapat menghemat biaya operasional untuk mesin ATM hingga seperempat bagian.
Selain itu, kata Rico, sinergi ini juga memiliki tujuan investasi penambahan jumlah ATM yang lebih signifikan ke depannya tanpa setiap bank harus menambah jumlah unit mesin ATM dengan yang sangat banyak.
"Sinergi supaya ke depan secara performa dan industri bagus, investment bisa tambah banyak untuk mesin ATM," ujar Rico.
Meski demikian, nasabah masih harus merogoh kocek sebesar Rp 7.500 untuk biaya administrasi transaksi transfer antarbank di galeri mesin ATM. Sinergi bank BUMN berupa konsolidasi mesin ATM tentu memberi manfaat kepada perbankan lantaran mengurangi biaya operasional. Namun dampaknya terhadap nasabah berupa pengurangan tarif transaksi di ATM, masih memerlukan proses lebih lanjut.
Catatan saja, kebebasan bertransaksi tak hanya menguntungkan nasabah tapi bank, karena bisa menurunkan biaya overhead, lantaran tidak perlu membuka banyak cabang. Bank juga bisa meraup lebih banyak pendapatan dari komisi transaksi antarbank.
Sejatinya, interkoneksi jaringan ATM ini akan menutup perusahaan prinsipal menambah jaringan. Soalnya, perbankan kini bisa saling memanfaatkan jaringan ATM yang ada.
Konsolidasi operasional dan bisnis bank menuju sinergitas bank BUMN, diharapkan dapat menjadi tulang punggung bagi terwujudnya konsolidasi perbankan pelat merah. Sebab, konsolidasi operasional dan bisnis bank BUMN ini bertujuan untuk menghemat biaya investasi bank-bank BUMN agar tidak jor-joran. Dengan begitu, bank-bank BUMN tidak mengeluarkan investasi yang tidak diperlukan.
Pemerintah berharap konsolidasi ATM merupakan cikal bakal terwujudnya konsolidasi bank BUMN secara institusi. Alasan lain sinergi tersebut adalah, pemerintah ingin menyiapkan bank BUMN menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bidang keuangan yang berlaku di tahun 2020 mendatang.
Soalnya, hitungan Kementerian BUMN, 40% pasar keuangan MEA ada di Indonesia. Atas dasar itulah, pemerintah memaksa terwujudnya sinergi bank pelat merah. Sebab, perbankan nasional terutama BUMN perlu untuk memperkuat backbone yaitu infrastruktur dan juga sinergi bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News