kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BCA pertimbangkan konversi ATM ke multifungsi


Selasa, 01 Desember 2015 / 17:55 WIB
BCA pertimbangkan konversi ATM ke multifungsi


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap layanan ATM, PT Bank Central Asia Tbk berniat mengkonversi layanan mesin ATM dari setor atau tarik tunai saja menjadi mesin ATM setor tarik tunai alias ATM multifungsi. Ini sekaligus menjadi strategi perseroan untuk mengurangi transaksi tarik tunai.

Harap maklum, kendati didapuk sebagai Acquirer Bank dengan transaksi tertinggi pada tahun 2015 di jaringan ATM PRIMA, jenis transaksi tarik tunai masih mendominasi transaksi layanan ATM BCA.

"Karenanya, ada pertimbangan, daripada menambah mesin ATM baru untuk setor atau tarik, lebih baik jika ATM multifungsi," ujar Martinus Robert Winata, Kasub Divisi Perbankan Elektronik BCA, Selasa (1/12).

Lagipula, sambung dia, jumlah mesin ATM BCA saat ini sudah mencapai lebih dari 16.000 unit. Jumlah ini dinilai sudah memenuhi kebutuhan layanan ATM nasabah. Sekadar informasi, tahun lalu, BCA sendiri hanya menambah 1.000 unit mesin ATM dan 4.000 unit mesin pada 2012 silam.

"Sekarang ini, ada sekitar 100 mesin ATM yang usia operasionalnya sudah 7 tahun atau lebih. Ini yang kami utamakan untuk diganti. Bisa saja diganti dengan ATM multifungsi, ketimbang ATM tarik atau setor tunai," terang Martinus. Kendati demikian, Martinus enggan menyebutkan nilai investasi untuk pengadaan mesin ATM ini.

Asal tahu saja, kontribusi bisnis layanan ATM BCA terhadap total pendapatan berbasis komisi perseroan tidak sedikit. Sampai kuartal ketiga tahun ini, kontribusinya mencapai sepertiga dari pendapatan berbasis komisi perseroan yang mencapai Rp 6,06 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×