Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) akan segera menerbitkan obligasi senilai Rp 800 miliar, Juni mendatang. Selain obligasi, SMF juga akan melakukan sekuritisasi tagihan kredit pemilikan rumah dari PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) senilai Rp 750 miliar.
Saat ini, rencana emisi obligasi sudah didaftarkan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). SMF tinggal menunggu pernyataan efektif dari regulator. Kalau tak ada aral melintang, obligasi tersebut bisa terbit Juni 2010 ini.
Nilai obligasi ini juga meningkat dari target awal yang mematok angka minimal Rp 550 miliar. "Tenornya 2-3 tahun. Nanti tergantung tenor mana yang menawarkan bunga lebih rendah" ujar Presiden Direktur SMF Erica Soeroto, Selasa (15/6).
Langkah ini, sambung dia, dimaksudkan untuk mengembangkan pasar sekunder pembiayaan perumahan di Indonesia. Apalagi kebutuhan perumahan terus meningkat. Makanya dana penerbitan obligasi bakal dialokasikan untuk program pembiayaan kembali alias refinancing kepada lembaga keuangan yang menjadi penyalur kredit pemilikan rumah (KPR).
Sekedar catatan, kekurangan rumah hingga saat ini mencapai 8,6 juta unit. Setiap tahun kebutuhan rumah bertambah 700.000 unit sementara pasokan rumah oleh pengembang hanya 200.000 unit.
Sepanjang 2009, SMF telah menerbitkan obligasi sebanyak dua kali. Yang pertama pada Juli 2009 dengan nilai Rp 300 miliar. Lalu, di Desember 2009, dengan nilai obligasi yang diterbitkan sebesar Rp 251 miliar. Tingkat bunga kedua obligasi tersebut berkisar antara 9,25%-9,5%. Di Juli 2010 ini, obligasi SMF yang bernama SMFP01 2009 akan memasuki jatuh tempo.
Selain obligasi, menurut Erica bilang, pihaknya akan melakukan transaksi sekuritisasi tagihan KPR dengan BTN. "Nilainya sebesar Rp 750 miliar. Kami berharap ada tambahan dari lembaga keuangan bank dan non-bank lain sekitar Rp 250 miliar untuk sekuritisasi ini. Jadi total sekuritisasi tahun ini bisa mencapai Rp 1 triliun," harap Erica.
Angka transaksi sekuritisasi itu sendiri sebenarnya sudah di atas target program sekuritisasi SMF pada tahun ini. SMF menargetkan transaksi sekuritisasi di 2010 sebesar Rp 500 miliar.
Tahun lalu, penyaluran pinjaman dalam bentuk transaksi sekuritisasi tagihan KPR mencapai Rp 502 miliar, yang terdiri dari 20.174 nasabah KPR.
Catatan saja, kegiatan sekuritisasi akan mengubah aset yang tidak likuid berupa KPR menjadi aset yang lebih likuid seperti obligasi atau surat berharga lainnya yang berjaminan tagihan KPR.
Tapi, sampai saat ini program sekuritisasi aset masih belum diminati perbankan. Makanya SMF terus mencari mitra, salah satunya dengan menjajaki lembaga keuangan non-bank.
Sebagai langkah awal, SMF menawarkan sekuritisasi aset kepada perusahaan pembiayaan alias multifinance. SMF berniat memberikan tambahan dana segar kepada perusahaan multifinance. Selanjutnya, multifinance ini akan menyalurkannya sebagai kredit pemilikan rumah (KPR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News