Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. PT Bank Central Asia (Tbk) sepertinya tidak tanggung-tanggung dalam melancarkan rencananya mengakuisisi bank. Bank milik Grup Djarum ini berniat menjadi pemegang saham pengendali dengen kepemilikan di atas 50% pada bank incaran yang akan dicaploknya.
Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA, mengungkapkan, BCA akan mengeksekusi sekaligus dua bank. Hal ini sudah masuk dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015.
“Kalau satu bank ketentuannya hanya boleh 40%. Kalau 2, ada perlakuan khusus, boleh lebih dari itu. Kami mau kalau akuisisi di atas 50%, dong,” ujar Jahja, Rabu (22/7).
Namun, Jahja menambahkan, saat ini belum ada bank target akuisisi yang telah didekati BCA. Kata Jahja, pihaknya masih mempertimbangkan situasi ekonomi dan kondisi perbankan nasional. “Suasana lagi slow down, nih. Lihat September ini,” ujar dia.
Yang pasti, perseroan selaku entitas utama konglomerasi keuangan BCA tidak akan tergesa-gesa menjalankan rencana anorganik tersebut. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan apabila prosesnya berlangsung cukup lama.
Berdasarkan pengalaman, BCA sabar menjalani proses selama dua tahun ketika mengakuisisi PT Bank Utama Internasional yang dikonversi menjadi PT Bank BCA Syariah, dan mendirikan perusahaan asuransi jiwa baru, yaitu BCA Life.
BCA rencana mengakuisisi bank kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 1 alias bermodal inti di bawah Rp 1 triliun. BCA menyiapkan dana senilai Rp 1,5 triliun untuk pengembangan anak usaha tahun ini.
Sejauh ini, Jahja menyatakan, BCA belum menentukan nilai untuk akuisisi bank. Yang sudah pasti, “Rp 500 miliar untuk suntikan modal anak usaha, BCA Syariah, sudah mendapatkan persetujuan OJK,” pungkasnya.
Saat ini, BCA tercatat memiliki tujuh anak usaha, yakni BCA Finance, BCA Finance Limited Hong Kong, BCA Syariah, Central Santosa Finance, BCA Sekuritas, BCA Insurance dan BCA Life.
Sampai kuartal pertama tahun ini, aset BCA dan anak-anak usahanya mencapai Rp 557,43 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News