kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Standard Chartered ingin genjot kredit 13%


Selasa, 26 April 2016 / 17:52 WIB
Standard Chartered ingin genjot kredit 13%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Standard Chartered Indonesia masih berkomitmen melanjutkan bisnis di Tanah Air. Country Head Commercial Banking Standard Chartered Bank Indonesia Irvan Noor menyampaikan, piaknya masih ingin menjadi besar di masa-masa mendatang, karena Indonesia menjadi negara berkembang yang pesat terhadap pertumbuhan ekonomi kelas menengah.

Bank yang berpusat di Inggris ini membidik pertumbuhan kredit sebesar 12%-13% di tahun 2016. Artinya, perusahaan akan mencapai kredit sekitar Rp 39,28 triliun per akhir tahun 2016 dari asumsi realisasi kredit sebesar Rp 26,80 triliun per akhir tahun 2015. Tahun lalu, perusahaan mencatat penurunan kredit sebesar 10,34%.

Irvan bilang, perusahaan akan membagi rata porsi kredit untuk mencapai pertumbuhan kredit yang sehat. Misalnya, aliran kredit ke beberapa sektor dibatasi 8%-10% terhadap portofololio kredit. "Sektor kredit yang masih potensial seperti makanan dan minuman, industri plastik, garmen dan bahan kimia," kata Irvan, Selasa (26/4).

Ia mengakui, tahun lalu dan tahun ini adalah tantangan berat bagi perbankan. Pasalnya, permintaan kredit menurun dan kredit bermasalah naik akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi. Harapannya, kuartal II dan selanjutnya akan ada perbaikan ekonomi dengan adanya paket kebijakan ekonomi sehingga dapat memicu permintaan kredit.

Selain itu, perusahaan akan memanfaatkan momen liburan dan hari raya Idul Fitri untuk mendongrak kredit karena pada momen ini terjadi arus permintaan yang besar. Tanpa menyebutkan angka, Standard Chartered akan mencatat kenaikan kredit di kuartal II-2016. "Kami mencatat pertumbuhan kredit sebesar 5%-8% di kuartal I-2016," tambahnya,

Sedangkan untuk perkembangan bisnis anorganik, Irvan menuturkan belum dapat berbicara banyak terkait rencana investasi Standard Chartered. Ia menekankan Indonesia adalah pasar yang penting dan sulit untuk ditinggalkan karena pasar yang selalu naik meskipun ekonomi global lambat. "Saya pikir berita di luar sana terkait Standar Chartered ingin keluar dari Asia masih spekulasi," terangnya.

Seperti diketahui, Standard Chartered Plc berencana untuk menjual aset di seluruh kawasan Asia. Di Indonesia, Standard Chartered punya dua aset utama yaitu kepemilikan 100% saham Standard Chartered Bank dan 44,56% saham di Bank Permata. Rencana penjualan aset ini demi membuat rapor kinerja keuangan induk di London kinclong. Seperti diketahui, pada 2015, bank asal Inggris ini mencatat kerugian sebelum pajak US$ 1,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×