Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rencana Standard Chartered Plc (Stanchart) menjual sejumlah aset di Asia, termasuk Indonesia, langsung disambar bank lokal. Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi salah yang tertarik membeli aset milik Standard Chartered Bank, berupa sebagian saham di Bank Permata.
Sumber KONTAN membisikkan, bank berlogo 46 itu baru-baru ini telah melakukan komunikasi awal dengan pihak Standard Chartered untuk membeli saham Bank Permata. Namun ia tak merinci berapa porsi saham Bank Permata yang diincar BNI.
Saat ini, porsi kepemilikan saham Standard Chartered di Bank Permata sebanyak 44,56%. Porsi yang sama juga dimiliki oleh pemegang saham Bank Permata lain, yakni PT Astra International Tbk (lihat grafik).
Saat dikonfirmasi, Achmad Baiquni Direktur Utama BNI tak membantah kabar tersebut. Kata Baiquni, dalam rencana pertumbuhan secara anorganik, pihaknya mencoba mendekati sejumlah bank, termasuk Standard Chartered, sebagai pemilik saham Bank Permata untuk diakuisisi. “Kami baru melakukan pembicaraan awal. Untuk mencari bank yang cocok tidak mudah, prosesnya panjang,” terang Baiquni kepada KONTAN, Rabu (13/4).
Asal tahu saja, BNI sudah memasukkan rencana akuisisi bank dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2016. BNI menganggarkan dana akuisisi hingga Rp 3 triliun.
Sebagai informasi, hingga akhir tahun 2015, posisi kas setara kas BNI tercatat sebanyak Rp 12,89 triliun. Sementara kapitalisasi pasar saham Bank Permata hingga kemarin, berjumlah Rp 9,62 triliun. Artinya dengan kepemilikan saham sebanyak 44,56%, maka nilai aset Standard Chartered di Bank Permata tak kurang dari Rp 4,29 triliun.
Sejumlah pihak terkait yang dihubungi KONTAN mengaku belum mendengar rencana akuisisi Bank Permata itu. “Kami belum ada informasi apapun tentang hal itu,” ujar Troy Pantouw, Country Head Corporate Affairs and Brand & Marketing Standard Chartered Bank Indonesia.
Senada, "Belum ada info dari pihak yang berkepentingan terkait isu ini,” ucap Sotarduga Napitupulu, Direktur Perizinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sementara, Tony Prasetiantono, Komisaris Independen Bank Permata mengatakan, pihaknya masih fokus pada rencana rights issue Bank Permata senilai Rp 5,5 triliun. "Kami fokus menyiapkan dokumen (rights issue) yang akan dikeluarkan 10 Mei–15 Mei nanti,” kata Tony.
Adapun Investor Relations Astra International Tira Adianti mengatakan tak mendapat informasi tersebut. “Astra terus meninjau strategi bisnisnya, agar senantiasa memberikan yang terbaik bagi pemangku kepentingannya,” tandas Tira.
Sekedar pengingat, rencana penjualan aset itu muncul setelah tahun 2015 lalu, Standard Charterd Plc mencetak rugi US$ 1,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News