kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Standard Chartered Perkirakan Dorongan Pertumbuhan Ekonomi Semester II Akan Berkurang


Kamis, 25 Juli 2024 / 21:00 WIB
Standard Chartered Perkirakan Dorongan Pertumbuhan Ekonomi Semester II Akan Berkurang
ILUSTRASI. Bank Standard Chartered Indonesia perkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester II akan berkurang dibandingkan dengan semester I.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Standard Chartered Indonesia memperkirakan dorongan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II 2024 akan berkurang bila dibandingkan dengan semester sebelumnya.

Senior Ekonom Standard Chartered Indonesia Aldian Taloputra menyampaikan, dorongan pertumbuhan ekonomi pada semester II 2024 lantaran adanya rebound pada daya beli konsumen dan memudarnya dampak belanja pemilu.

“Kami berpendapat bahwa lambatnya penciptaan lapangan kerja di sektor formal dapat mengurangi peningkatan konsumsi pada semester II 2024,” tutur Aldian dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/7).

Baca Juga: Target Penerimaan Pajak 2025 Dinilai Cenderung Pesimistis Meski Ada Kenaikan PPN 12%

Disamping itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pun sebenarnya belum kembali ke era sebelum pandemic Covid-19. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,9% secara year on year (yoy) pada kuartal I 2024, atau masih di bawah rata-rata periode sebelum Covid-19 yakni sebesar 5% yoy.

Padahal kata Aldian, perluasan industri yang memberikan nilai tambah dan lapangan kerja di sektor formal, serta penurunan inflasi pangan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya beli konsumen, terutama bagi rumah tangga berpendapatan rendah hingga menengah.

“Sektor pengolahan mineral dengan intensitas permodalan yang tinggi saat ini juga merupakan target utama penanaman modal asing. Permintaan eksternal dapat dipertahankan di tengah membaiknya ekspor logam dan kuatnya permintaan komoditas utama Indonesia, termasuk batu bara, minyak sawit, serta minyak dan gas,” tambah Aldian.

Adapun ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,1% tahun ini, atau turun dari target pemerintah sebesar 5,2%.

“Ekspansi fiskal yang kuat, pembelanjaan terkait pemilu, dan investasi kemungkinan besar akan menjaga pertumbuhan PDB di atas 5% tahun ini,” tandasnya.

Baca Juga: Bank Raya Catat Kinerja Positif, Perkuat Fundamental Tumbuh Tangguh Berkelanjutan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×