kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

Penurunan Suku Bunga Kredit Konsumsi Tak Menjamin Permintaan Kredit Tinggi


Senin, 27 Oktober 2025 / 20:21 WIB
Penurunan Suku Bunga Kredit Konsumsi Tak Menjamin Permintaan Kredit Tinggi
ILUSTRASI. Penurunan suku bunga kredit sejatinya sedikit demi sedikit sudah mulai terlihat, salah satunya kredit konsumsi.KONTAN/Muradi/2022/09/15


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan suku bunga kredit sejatinya sedikit demi sedikit sudah mulai terlihat, salah satunya kredit konsumsi. Meski demikian, perlu disadari bahwa bunga kredit tak menjamin langsung mendongkrak pertumbuhan kredit yang kini belum sesuai harapan.

Dalam hal ini, beberapa bankir menyoroti penurunan bunga yang terjadi di segmen kredit konsumer. Seperti diketahui, pertumbuhan kredit konsumsi per September 2025 tercatat mengalami pertumbuhan 7,3% secara tahunan alias year on year (YoY) menjadi Rp 2.307 triliun, melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 7,7% YoY.

Nah, penurunan bunga kredit konsumsi sejatinya sudah cukup terlihat, terutama di kalangan bank-bank pelat merah. Bank Indonesia mencatat bunga kredit konsumsi di bank tersebut sudah mulai turun per September 2025 di level 8,94%, bisa dibandingkan dengan akhir 2024 yang berada di level 9,09%.

Baca Juga: Bank Akan Dapat Diskon GWM 5,5% jika Turunkan Bunga dan Genjot Kredit Prioritas

Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Ramon Armandomengatakan, di BTN tren penurunan bunga kredit paling cepat terlihat di segmen konsumer seperti KPR dan kredit kendaraan. Hanya saja, realitanya penyaluran kredit konsumsi di industri justru masih melambat. 

Ia bilang hal tersebut menunjukkan bahwa penurunan bunga saja tidak otomatis mendorong pertumbuhan kredit. Alasannya, ada faktor daya beli masyarakat, kehati-hatian perbankan, serta ekspektasi ekonomi yang juga berperan besar. 

Di BTN, pertumbuhan kredit konsumsi sejatinya tetap positif, terutama ditopang oleh KPR subsidi dan non-subsidi.

Ambil contoh, penyaluran KPR Subsidi BTN tumbuh 8% YoY menjadi Rp 186,58 triliun dan KPR non subsidi tumbuh 7,3% YoY menjadi Rp 111,33 triliun.

“Tumbuh meski dengan laju yang lebih moderat dibanding tahun lalu,” ujar Ramon, Senin (27/10/2025).

Hanya saja, ia tetap optimistis permintaan kredit konsumsi ini akan kembali meningkat seiring perbaikan daya beli dan dukungan program perumahan pemerintah. Di mana, kredit konsumsi tetap menjadi motor utama BTN ke depan.

Dari kalangan bank swasta hal tersebut juga dirasakan. Meskipun, secara akumulatif, bunga kredit konsumsi di kalangan bank swasta masih terlihat naik. Dari posisi Desember 2024 sekitar 11,44% naik menjadi 12,2% di Agustus 2025.

Baca Juga: Sejumlah Bank Perlahan Mulai Menurunkan Bunga Kredit Seiring BI Rate Turun

Salah satu bank swasta yang sudah mulai menurunkan bunga kredit konsumsi adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Di mana, Suku Bunga Dasar Kredit BCA per Agustus 2025 untuk segmen KPR di level 9,44% dan non KPR di level 7,37%. Di akhir tahun, masing-masing masih di level 9,46% dan 7,43%.

Meski demikian, EVP Consumer Loan BCA Welly Yandoko bilang tetap saja pertumbuhan kredit di segmen konsumsi ada perlambatan. Misalnya, penyaluran KPR BCA bertumbuh 6,4% secara YoY per September 2025. Ini ada penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 sebesar 10.7% YoY.

“Perlu diingat juga bahwa KPR sangat dipengaruhi daya beli masyarakat,” ujar Welly.

Ia melihat hal tersebut dikarenakan pendapatan rumah tangga yang belum pulih. Belum lagi, Welly menyebutkan PHK terjadi di mana-mana tentunya sangat berdampak kepada daya beli masyarakat.

“Salah satunya untuk membeli rumah, sehingga berdampak ke turunnya permintaan kredit,” tambahnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan sependapat bahwa pertumbuhan kredit memang tidak hanya dipengaruhi oleh bunga kredit. Di mana, daya beli kembali disebut menjadi salah satu biang keroknya. 

Di sisi lain, ia juga melihat penurunan bunga kredit yang mulai terlihat di beberapa bank untuk segmen konsumsi utamanya juga bisa dipengaruhi oleh persaingan. Padahal, saat ini perbankan juga perlu untuk mencoba memperbaiki margin keuntungan.

Selanjutnya: Simak Rapor Kinerja Bank Besar Hingga September 2025

Menarik Dibaca: 5 Kesalahan Pakai Conditioner Setelah Keramas, Bikin Rambut Lepek!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×