Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending, menerapkan sejumlah strategi agar tetap tumbuh di tengah kondisi segmen mikro yang masih menantang.
PV Public Relation Amartha Harumi Supit mengatakan bahwa Amartha memilih strategi pertumbuhan yang selektif, tidak terlalu agresif dalam menyalurkan pembiayaan, serta lebih berhati-hati demi menjaga kualitas portofolio kredit.
"Kami memperkuat sistem risk profiling, termasuk dengan pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI), sehingga kualitas pembiayaan tetap terjaga. Saat ini, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) Amartha masih di bawah 2%," ujar Harumi dalam acara Media Gathering di Jakarta, Rabu (19/3).
Baca Juga: Akuisisi Bosowa Multi Finance, Amartha Ungkap Tujuannya
Selain menjaga kualitas kredit, Amartha juga terus memperluas layanan dan produk untuk memperkuat posisinya di pasar.
Sejumlah fitur baru telah dikembangkan sebagai solusi keuangan digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di pedesaan.
“Salah satu fitur terbaru adalah Celengan, solusi pendanaan inklusif yang dapat diakses oleh semua segmen. Dengan nominal mulai dari Rp 10, mitra berkesempatan mendapatkan imbal hasil hingga 7,5%,” jelasnya.
Amartha juga memiliki jaringan keagenan AmarthaLink. Meskipun kontribusinya terhadap bisnis Amartha belum signifikan, jaringan ini membantu mitra mendapatkan penghasilan tambahan.
Selain itu, Amartha kini mendukung fitur Payment Point Online Bank (PPOB), yang memungkinkan pengguna melakukan berbagai pembayaran online, seperti pembelian token listrik, pulsa, dan lainnya.
“Terbaru, kami juga meluncurkan fitur zakat dan donasi, untuk memudahkan pengguna berkontribusi dalam kegiatan sosial,” tambah Harumi.
Baca Juga: Amartha Kumpulkan Peneliti Inggris & ASEAN Bahas Strategi Adaptasi Iklim & Ekonomi
Secara kumulatif, Amartha telah menyalurkan pembiayaan modal usaha sebesar Rp 28 triliun hingga saat ini. Dana tersebut telah mengalir ke lebih dari 2,7 juta pelaku UMKM di 50 ribu desa di seluruh Indonesia.
“Hampir semua penerima manfaat adalah perempuan di pedesaan. Kami memang tidak banyak beroperasi di kota, tetapi lebih fokus di pedesaan. Mitra-mitra di desa ini dilayani oleh lebih dari 9.000 tenaga lapangan,” jelasnya.
Mayoritas mitra Amartha bergerak di sektor perdagangan, pertanian, dan industri rumah tangga, dengan nilai pinjaman mulai dari Rp 5 juta hingga di atas Rp 20 juta.
Selanjutnya: Jalin Optimistis QRIS Tap NFC Dongkrak Transaksi hingga 500 Ribu per Hari
Menarik Dibaca: Perdalam Pengetahuan Islami Lewat 5 Film Religi Indonesia Ini Yuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News