kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Celios Sebut Multifinance Enggan Salurkan Pembiayaan ke Segmen Mikro Kecil


Rabu, 16 Oktober 2024 / 16:58 WIB
Celios Sebut Multifinance Enggan Salurkan Pembiayaan ke Segmen Mikro Kecil
ILUSTRASI. Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda. OJK melaporkan bahwa pembiayaan ke kategori usaha mikro dan kategori kecil kompak turun secara tahunan.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pembiayaan ke kategori usaha mikro dan kategori kecil kompak turun secara tahunan. Hal ini menunjukkan adanya pelemahan daya beli masyarakat . 

Untuk diketahui, pembiayaan multifinance untuk kategori usaha kecil pada Agustus 2024 sebesar Rp 64,03 triliun. Angka ini turun 1% secara year-on-year (YoY) dibandingkan Rp 64,68 triliun pada Agustus 2023. 

Sedangkan untuk kategori usaha mikro sebesar Rp 51,08 triliun. Angka ini juga turun 3,94% secara YoY dibanding Rp 53,18 triliun pada Agustus 2023. 

Menanggapi hal ini, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai bahwa pola dari penyaluran pembiayaan multifinance untuk usaha mikro dan kecil semakin melambat dibandingkan dengan tahun lalu.  

“Memang terlebih usaha mikro yang sudah mengalami pertumbuhan penyaluran pembiayaan minus mulai dari Maret 2024. Paling parah di bulan Juni 2024 yang minus hingga 19,6%. Sedangkan untuk usaha kecil saya rasa masih bisa dibilang baik kondisinya, karena baru Februari dan Agustus 2024 yang pertumbuhan pembiayaan minus," kata Nailul kepada KONTAN, Selasa (15/10). 

Baca Juga: Perluas Kredit UMKM, BTN Gandeng Amartha untuk Penyaluran Kredit

Huda mengatakan, dengan situasi ekonomi seperti saat ini, ditambah daya beli yang masih lesu, perusahaan pembiayaan akan sangat selektif dalam mengucur dana ke segmen mikro kecil karena memiliki risiko yang tinggi. 

“Dengan demikian, perusahaan pembiayaan akan berpikir dua kali ketika memberikan pembiayaan ke usaha mikro,” imbuhnya. 

Sementara itu, pembiayaan kepada segmen usaha menengah justru mengalami kenaikan saat segmen mikro dan kecil kompak lesu. 

Sebagai informasi, pembiayaan ke sektor usaha menengah mengalami penguatan secara tahunan, yakni per Agustus 2024 sebesar Rp 67,01 triliun. Angka ini nakl 36,04% (YoY) dibanding Rp 49,25 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Ini membuat pembiayaan usaha menengah merangsek ke posisi kedua outstanding terbesar di bawah pembiayaan sektor usaha besar. 

“Jadi untuk usaha menengah memang tumbuh ekspansif, saya rasa ini berkaitan dengan pola penyaluran perusahaan pembiayaan. Tahun 2023, pertumbuhan pembiayaan usaha menengah tumbuh minimal. Namun, memasuki Desember 2023 hingga saat ini, pertumbuhan pembiayaan usaha menengah cukup eksponensial," ungkap Nailul. 

Nailul memprediksi, dengan faktor perusahaan pembiayaan yang semakin ketat dalam mendanai sektor usaha mikro kecil karena daya beli turun, ditambah kebutuhan pembiayaan terus naik, maka tren pertumbuhan ke sektor usaha menengah akan terus naik ke depannya. 

“Saya melihat kebutuhan pendanaan memang semakin tinggi, menyusul memburuknya perekonomian. Mereka butuh mungkin bukan untuk ekspansi, tetapi untuk bisa bertahan," tandasnya. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi 8% Bisa Tercapai, Jika Kredit Perbankan Bisa Melaju Kencang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×