Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bankir sudah menyiapkan strategi untuk menyambut aturan Net Stable Funding Ratio (NSFR). Aturan ini tertuang dalam POJK No 50/POJK.03/2017 dan berlaku bertahap mulai awal 2018.
Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan BNI mengatakan untuk menjaga dana stabil bank akan fokus pada penghimpunan dana stabil berupa giro tabungan nasabah ritel. "Dalam ketentuan NSFR memiliki bobot 90%," kata Anggoro kepada Kontan.co.id, Senin (2/4).
Selain itu, strategi lainnya adalah menggunakan sisa pendanaan non konvensional jangka panjang yang telah ada berupa Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sampai Rp 7 triliun di tahun ini. Penerbitan obligasi ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas dan pasar. Sebagai gambaran, saat ini rasio NSFR BNI sudah mencapai 140%.
Hexana Tri Sasongko, SEVP Global Treasury BRI bilang untuk memenuhi aturan NSFR bank akan reprofiling liabilitas agar maturity profil lebih baik.
"Kami selalu upayakan agar tidak tergantung dalam dana jangka pendek," kata Hexana kepada Kontan.co.id, Senin (2/4). Hal ini terutama terjadi ketika yield curve naik. Saat ini, rasio NSFR BRI sudah cukup baik.
Sedangkan Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury BTN bilang untuk memenuhi rasio NSFR, BTN akan memenuhinya dengan dana wholesale funding yang berjangka di atas satu tahun.
"Karena sekitar 15% dari total pendanaan, NSFR kami selalu di atas ketentuan atau di atas 100%," kata Iman kepada Kontan.co.id, Senin (2/4).
Lalu Haryono Tjahjarijadi, Direktur Utama Bank Mayapada menyebutkan untuk memenuhi aturan rasio dana stabil bank akan meningkatkan modal dan meningkatkan produk yang penempatannya lebih stabil di bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News