Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2018, pemerintah telah menetapkan bunga kredit usaha rakyat (KUR) perbankan turun menjadi sebanyak 2% dari bunga KUR tahun lalu menjadi 7%.
Dus, dalam penerapannya menjadi 7%, pemerintah pun keluar dengan formula penghitungan subsidi yang baru. Antara lain dengan menurunkan subsidi bunga sebanyak 1% kepada bank penyalur.
Salah satu bank penyalur KUR, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) menilai pertimbangan turunnya bunga KUR dikarenakan pemerintah menginginkan penyerapan KUR yang lebih efektif di tahun 2018.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto menyebut, selain faktor tersebut, rendahnya bunga KUR juga langkah pemerintah dalam membaca tren penurunan suku bunga dana di perbankan.
"Tentunya di sini bank sudah mengkalkulasi berdasarkan angka atau sumber biaya dan dana yang sesuai dengan kondisi terkini," kata Catur kepada Kontan.co.id, Rabu (3/1).
Secara terpisah Wakil Pemimpin Divisi Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan beragam strategi terkait perubahan kebijakan pemerintah tersebut. Antara lain, bank bersandi saham BBNI ini akan melakukan efisiensi proses KUR dengan memanfaatkan teknologi digital melalui platform BNI kredit digital yang telah mulai dilaksanakan sejak tahun 2017.
Tidak hanya itu, BNI juga akan meningkatkan jumlah dan kualitas penyaluran KUR melalui optimalisasi agen Laku Pandai BNI atau agen46 dalam penyalurannya.
"Kami juga akan mempermudah akses pelaku UMKM dalam mendapatkan KUR melalui pemanfaatan sarana internet untuk mengajukan permohonan KUR," kata Bambang.
Sementara itu, untuk tahun 2018 bank berlogo 46 ini mendapatkan porsi penyaluran KUR mencapai Rp 13,5 triliun atau naik 15% dari porsi tahun sebelumnya sebesar Rp 12 triliun.
Selain BNI, bank penyalur KUR terbesar yakni PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk atau BRI menjelaskan bahwa penurunan subsidi bunga 1% oleh pemerintah merupakan perhitungan baru terkait subsidi pemerintah terhadap pembayaran bunga KUR.
"Bank penyalur KUR ini menggunakan full dana bank atau dana nasabah, jadi tidak ada subsidi dari bank. Subsidi itu dari pemerintah terhadap pembayaran bunga KUR," jelas Priyastomo, Direktur Kredit Mikro dan Ritel BRI.
Adapun, untuk menutup pengurangan subsidi bunga 1% dari pemerintah tersebut, BRI akan melakukan efisiensi agar tidak mengalami rugi. Antara lain, efisiensi terkait proses penyaluran KUR.
Catatan saja, sampai dengan akhir tahun 2018 BRI menarget dapat menyalurkan KUR sebesar Rp 79,74 triliun kepada 4,2 juta debitur. Rinciannya, KUR mikro sebanyak Rp 68,88 triliun kepada 4,1 juta debitur, KUR ritel sebesar Rp 10,64 triliun kepada 51.500 debitur dan KUR TKI sebanyak Rp 224 miliar kepada 17.000 debitur.
Sebagai gambaran pada 2018, pemerintah telah menetapkan penyaluran KUR sebesar Rp 120 triliun atau naik dari target 2017 Rp 110 triliun. Dengan ini, pemerintah berharap tahun depan penyaluran kredit ke sektor produktif juga bertambah menjadi 50% dari posisi saat ini 40%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News