Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal Indonesia sepanjang 2024 menghadapi tekanan yang cukup signifikan akibat ketidakpastian ekonomi global & domestik, gejolak geopolitik, serta pengetatan kebijakan moneter.
Kinerja IHSG yang terkoreksi sebesar -2,65%, disertai penurunan signifikan pada LQ45 (-14,83%) dan IDX30 (14,48%), mengindikasikan bahwa tekanan utama datang dari pelemahan saham berkapitalisasi besar yang mendominasi kedua indeks tersebut.
Aksi jual bersih investor asing yang mencapai Rp 33 triliun pada kuartal IV 2024 turut memperberat kondisi pasar saham, meskipun saham-saham perusahaan konglomerat berkontribusi menopang IHSG.
Sementara itu, pasar obligasi justru mencuri perhatian dengan lonjakan net buy investor asing sebesar Rp 37,49 triliun sepanjang 2024. Tingginya daya tarik imbal hasil riil Indonesia di tengah tren inflasi rendah menjadikan obligasi sebagai pilihan untuk diversifikasi portofolio.
Dengan adanya tren kebijakan moneter ekspansif secara global termasuk Indonesia yang membuka tahun 2025 dengan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25bps diharapkan memberikan sentimen positif terhadap pasar modal Indonesia contohnya seperti sektor perbankan, properti, maupun otomotif.
Secara historikal, pasar obligasi juga mencetak perbaikan kinerja saat terjadi tren penurunan suku bunga acuan. Oleh karena itu, tren ini menegaskan pentingnya strategi investasi yang beragam untuk menghadapi gejolak pasar yang dinamis.
Memasuki tahun ular kayu, menjadi momen refleksi untuk merencanakan langkah finansial yang cerdas. Elemen kayu dikenal sebagai simbol pertumbuhan dan inovasi, yang mendorong kita melihat peluang di sektor-sektor yang sedang berkembang.
Dengan pendekatan yang lebih inovatif dan kreatif, tahun 2025 membawa optimisme baru dan berpotensi menjadi momentum kebangkitan pasar saham Indonesia. Investor disarankan untuk memperhatikan sektor-sektor yang berkembang dan memanfaatkan peluang yang muncul dari kebijakan pemerintah serta dinamika ekonomi global.
Sebagai bagian dari komitmen dan inovasi berkelanjutan dalam mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia, Sucor Sekuritas, Sucor Asset Management, dan Bank Mandiri dengan bangga mengumumkan inisiatif sinergi strategis yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah bagi investor dan meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air.
Dalam kolaborasi ini, Sucor Sekuritas akan meluncurkan fitur Rekening Dana Nasabah (RDN) berbasis API bersama Bank Mandiri. Selain itu Sucor Sekuritas juga mengumumkan peluncuran fitur terbaru, E-IPO yang kini tersedia dalam aplikasi SPOT, Dengan fitur E-IPO di aplikasi SPOT, investor dapat menikmati berbagai kemudahan, khususnya untuk berpartisipasi dalam penawaran saham perdana (Initial Public Offering).
Fitur ini dirancang untuk menyederhanakan dan mengoptimalkan transaksi di pasar modal, memberikan kenyamanan dan efisiensi yang lebih besar bagi investor dalam mengelola portofolio mereka.
“Sebagai bentuk komitmen Bank Mandiri dalam mendukung pengembangan pasar modal Indonesia, melalui Kerja sama serta pengembangan fitur Rekening Dana Nasabah (RDN) berbasis API, Bank Mandiri tidak hanya memberikan kemudahan bagi investor tetapi juga memberikan akses ke berbagai peluang investasi," ujar Abu Santosa Sudradjat, SEVP International Banking & Financial Institution Banking Bank Mandiri dalam keterangan tertulis, Jumat (24/1).
Selain itu, penunjukan Bank Mandiri sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) untuk produk-produk unggulan Sucor Asset Management menegaskan komitmen Bank Mandiri dalam memperluas jangkauan solusi investasi bagi masyarakat Indonesia.
"Sinergi ini memungkinkan kami untuk menghadirkan produk-produk reksadana yang berkualitas kepada para nasabah, mendukung pengelolaan portofolio yang optimal, dan memperkuat daya tahan serta daya saing pasar keuangan Indonesia," tambah Abu.
Sinergi antara Sucor Sekuritas, Sucor Asset Management, dan Bank Mandiri sejalan dengan visi yang lebih luas untuk menciptakan ekosistem keuangan yang kokoh dan inklusif. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya mereka, ketiga institusi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan investor yang terus berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan jangka panjang pasar modal Indonesia.
“Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekosistem pasar modal Indonesia. Peluncuran fitur Rekening Dana Nasabah (RDN) bersama Bank Mandiri dan fitur E-IPO dalam aplikasi SPOT menghadirkan kemudahan dan efisiensi bagi investor, sekaligus mendukung inklusi keuangan," Ungkap CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya.
Presiden Direktur PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana menilai sinergi ini akan memberikan dampak positif bagi investor di Indonesia dengan memperluas akses terhadap produk investasi berkualitas dan layanan yang lebih efisien.
"Kemitraan dengan Bank Mandiri sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) bukan hanya memperluas jangkauan produk kami, tetapi juga menjadi bagian dari sinergi strategis yang lebih luas antara Sucor Group dan Bank Mandiri," ujar dia.
Antusiasme investor terhadap produk ini juga bebuah positif. Dalam waktu hanya tiga minggu, lebih dari 4.000 investor telah membeli reksadana ini, dengan volume transaksi hampir mencapai Rp 1,9 triliun.
Selanjutnya: Gelar BRI UMKM Export 2025, BRI Bidik Kesepakatan Bisnis Hingga US$ 89 Juta
Menarik Dibaca: Telehealth dan Genomik Masa Depan Kesehatan Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News