Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
Survei menunjukkan jurang generasi yang signifikan. Separuh (50%) penerus keluarga yang enggan mengambil alih bisnis menyebut keinginan untuk tetap mandiri sebagai alasan utama. Alasan lain termasuk takut tanggung jawab (42%), kurang minat (28%), dan perbedaan nilai atau visi (27%).
“Usaha keluarga di Asia berada pada titik krusial akibat perbedaan generasi yang semakin lebar. Generasi muda kini mengutamakan kemandirian, tujuan, dan keseimbangan hidup. Pemilik usaha perlu memperkuat rencana penerus usaha dan membuka ruang dialog mengenai masa depan,” ujar Maika.
Kurang dari separuh responden pemilik usaha keluarga pernah mencari nasihat perencanaan keuangan. Dari mereka yang sudah atau berencana mencari nasihat, 61% menempatkan keahlian profesional sebagai tiga faktor terpenting dalam memilih konsultan. Faktor berikutnya adalah kemampuan merencanakan kebutuhan keluarga lintas generasi (52%) serta pendekatan personal dan disesuaikan (49%).
Terkait model layanan, 36% memilih ahli individual dengan spesialisasi tertentu. Hampir seperempat (23%) lebih menyukai layanan family office komprehensif yang melibatkan beberapa ahli, sementara 32% memilih kombinasi keduanya.
“Temuan kami menunjukkan bahwa pemilik usaha keluarga membutuhkan wawasan profesional yang mendalam dan pendekatan jangka panjang yang disesuaikan. Baik layanan ahli individual maupun family office memiliki tempatnya masing-masing. Nasihat yang proaktif dapat membantu pemilik usaha mencapai tujuan penerus usaha, mencegah konflik, dan menjaga warisan keluarga,” tutup Maika.
Selanjutnya: Saham Bumi Resources (BUMI) Rutin Dilepas UBS, Simak Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: Hari Pertama Tayang, Film Agak Laen: Menyala Pantiku! Catat 272.846 Penonton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












