kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   -90,00   -0,56%
  • IDX 7.017   -71,99   -1,02%
  • KOMPAS100 1.040   -10,68   -1,02%
  • LQ45 811   -9,46   -1,15%
  • ISSI 212   -0,48   -0,23%
  • IDX30 416   -5,22   -1,24%
  • IDXHIDIV20 497   -6,62   -1,31%
  • IDX80 119   -1,44   -1,20%
  • IDXV30 123   -0,58   -0,47%
  • IDXQ30 137   -1,93   -1,39%

Susahnya Perbankan Syariah Tingkatkan Pangsa Pasar Meski Potensi Besar


Senin, 13 Januari 2025 / 19:55 WIB
Susahnya Perbankan Syariah Tingkatkan Pangsa Pasar Meski Potensi Besar
ILUSTRASI. Pertumbuhan DPK: Pelayanan nasabah di Kantor Cabang Bank Syariah Indonesia (BSI), Tangerang Selatan, Senin (30/12/2024). Potensi Indonesia sebagai penduduk Muslim terbesar kedua di dunia belum tergarap secara optimal dengan pangsa pasar perbankan syariah kecil.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan penduduk beragama Islam terbesar kedua di dunia setelah Pakistan, potensi perbankan syariah di Indonesia kerap kali dinilai besar. Sayangnya, potensi tersebut belum tergarap  secara optimal dengan pangsa pasar perbankan syariah yang segitu-gitu saja.

Jika menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per November 2024, pangsa pasar perbankan syariah hanya sebesar 7,44% dari industri perbankan secara keseluruhan. Kondisi tersebut tak berubah dari posisi akhir 2023 yang juga berada di 7,44%.

Padahal, pembiayaan perbankan syariah pun tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit secara konvensional. Per November 2024, pembiayaan bank syariah tumbuh 11,26% YoY sementara kredit bank konvensional hanya tumbuh 10,79% YoY.

Baca Juga: Saham Valuasi Mahal Laris Manis di Pasar Saham Indonesia, Sinyal Baik atau Buruk?

Direktur Syariah PT Bank Maybank Indonesia Tbk Romy Hardiansyah membenarkan bahwa memang secara industri pangsa pasar bank syariah cenderung stagnan dalam beberapa tahun. Kalaupun tumbuh, pertumbubannya juga kecil.

Selain karena awareness yang menurutnya kurang, komitmen tiap institusi bank untuk mengembangkan perbankan syariah perlu dipacu. Di mana, itu yang juga menjadi fokus Maybank Syariah saat ini.

Ia mencontohkan, kontribusi unit usaha syariah milik Maybank Indonesia pun kini telah mencapai 25% dari total aset yang dimiliki. Romy pun melihat itu masih akan tumbuh di tahun-tahun mendatang.

Bukan tanpa alasan, saat ini pihaknya menerapkan strategi sharia first. Artinya, jika ada nasabah datang, pihaknya akan lebih dulu menawarkan produk-produk syariah yang cocok untuk kebutuhan nasabah.

Baca Juga: Bisnis Emas Akan Memoles Kinerja Bank Syariah Indonesia, Cek Rekomendasi Saham BRIS

“Kenapa belum 100%, ya karena Maybank Indonesia yang konvensional jauh lebih besar dan sudah lama,” ujar Romy, Senin (13/1).

Ia juga menambahkan bahwa untuk pangsa pasar bank syariah perlu didukung pula oleh kebijakan dari pemerintah. Harapannya, itu bisa menyeimbangkan antara supply and demand dari bank syariah tersebut.

Romy pun mencontohkan apa yang terjadi di Malaysia, di mana di negara jiran tersebut mengenakan pajak untuk tabungan. Namun, untuk tabungan syariah mendapatkan pajak yang lebih murah.

“Mungkin kalau di Indonesia juga butuh kebijakan-kebijakan yang menguntungkan perbankan syariah,” tambahnya.

Sementara itu, Corporate Secretary Division Head PT Bank Mega Syariah Hanie Dewita mengungkapkan pihaknya berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan industri perbankan syariah melalui berbagai inisiatif strategis. 

“Kami telah menjalin kolaborasi dengan ekosistem CT Corp untuk memberikan promosi eksklusif bagi pengguna Syariah Card dan aplikasi m-Syariah,” ujar Hanie.

Baca Juga: Kinerja Ekspor dan Impor Diprediksi Turun Pada Desember 2024, Ini Penyebabnya

Selain itu, Hanie bilang Bank Mega Syariah terus meningkatkan segmen ritel melalui strategi Business-to-Business-to-Consumer (B2B2C) dengan memperkuat kemitraan strategis di berbagai ekosistem. 



TERBARU

[X]
×