kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun 2017, Perum Jamkrindo bukukan laba Rp 1 triliun


Rabu, 28 Februari 2018 / 11:08 WIB
Tahun 2017, Perum Jamkrindo bukukan laba Rp 1 triliun


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) meraih kinerja moncer sepanjang tahun lalu. Perusahaan plat merah tersebut meraih laba sebelum pajak sebesar Rp 1 triliun.

Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto mengatakan, keuntungan yang diperoleh selama tahun 2017 meningkat 6,22% dibandingkan dengan realisasi 2016 sebesar Rp 941,45 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian KONTAN (28/2), perolehan keuntungan yang apik itu ditopang oleh pendapatan dari imbal jasa penjaminan bersih yang mencapai Rp 1,81 triliun, meningkat 13,84% dibanding 2016 sebesar Rp 1,59 triliun.

Pun demikian dengan pendapatan investasi yang turut terkerek tipis 2,37% ke posisi Rp 601,63 miliar. Sementara di akhir Desember 2016, pendapatan investasi Jamkrindo tercatat Rp 587,68 miliar.

Di sisi lain, beban klaim dan total beban usaha Jamkrindo juga ikut meningkat. Beban klaim misalnya, pada akhir 2017, perseroan ini membayar klaim sebesar Rp 1 triliun. Angka itu naik 14,73% dibandingkan akhir 2016 sebesar Rp 871,58 miliar. Sementara, jumlah beban usaha mengalami peningkatan 7,76% menjadi Rp 708,17 miliar.

Secara total, hingga Desember tahun lalu, Jamkrindo memiliki aset sebesar Rp 14,68 triliun. Nominal itu meningkat sebanyak 9,47% dibandingkan akhir 2016 yang sebesar Rp 13,41 triliun.

Adapun sepanjang 2017, Jamkrindo berhasil mencatatkan volume penjaminan untuk non KUR sebesar Rp 98,10 triliun dan KUR Rp 50,47 triliun. Dalam hal ini, jumlah UMKM yang dijamin untuk non KUR sebanyak 2,84 juta dan KUR sebesar 2,23 juta.

Tahun 2018, Perum Jamkrindo terus berbenah dengan mengedepankan efisiensi dan efektifitas dalam menghadapi tantangan bisnis yang makin besar dan menuntut kesiapan dari semua unsur di dalam perusahaan untuk lebih baik dalam melaksanakan bisnis, tanpa meninggalkan core competency di sektor UMKM.

"Karena itu kami harus berubah dengan mengedepankan efisiensi, produktivitas serta jeli dalam melihat risiko bisnis (prudence business)," kata Randi dalam rilis resmi kepada Kontan.co.id, Selasa (27/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×