Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring pemulihan ekonomi, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) optimistis kinerja akan terangkat. Bank BCA menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai 6%-8%.
Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiatmadja sengaja memasang target konservatif karena ada beberapa faktor yang mesti dipertimbangkan untuk penyaluran kredit tahun ini.
"Jangan terlalu agresif karena banyak faktor perkreditan seperti mobilitas masyarakat yang diharapkan bisa kembali normal, suku bunga, likuiditas yang ada, bagaimana NPL, bagaimana LAR terkendali atau tidak," kata Jahja, dalam paparan kinerja 2021, Kamis (27/1).
Jika itu semua terkendali, Jahja yakin penyaluran kredit Bank BCA bisa melebihi target. Terlebih, fundamental ekonomi cukup bagus, suku bunga naik tidak terlalu tinggi, NPL bisa dikendalikan dan LAR menurun.
Baca Juga: Sejumlah Bank Berhasil Menekan Rasio BOPO, Ini Pendorongnya
Untuk mencapai target tersebut, beberapa strategi telah dipersiapkan Bank BCA. Pertama, mempertahankan sistem pembayaran yang andal dan terpercaya. Misalnya, nasabah bisa menghubungi Halo BCA jika ada masalah.
Kedua, menyediakan beragam produk kredit, khususnya bagi segmen korporasi potensial seperti infrastruktur, komoditas dan telekomunikasi. Untuk kredit konsumen, menyasar segmen kredit menengah (SMI) dan komersil yang memiliki prospek bagus.
"Kalau kita lihat sekarang di komersial, ada peningkatan plafon kredit namun penggunaannya belum maksimal. Jadi, kami akan maksimalkan penggunaannya lebih kenceng," terangnya.
Menurut Jahja, perkembangan kredit komersial belum maksimal karena mobilitas masyarakat masih terbatas dan industri perdagangan belum sepenuhnya pulih seperti sebelum Covid-19.
Baca Juga: Bank DKI Tingkatkan Pengembangan Produk dan Layanan Digital
Hingga akhir 2021, penyaluran kredit Bank BCA dan entitas anak mencapai Rp 637,0 triliun, atau naik 8,2% yoy. Penyaluran kredit terjadi di hampir semua segmen, terutama ditopang segmen korporasi dan KPR.
Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3% yoy mencapai Rp 286,5 triliun dan menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. KPR, yang menjadi kontributor tertinggi kedua, tumbuh 8,2% yoy menjadi Rp 97,5 triliun. Kredit komersial dan UKM juga naik 4,8% yoy menjadi Rp 195,8 triliun.
Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4% yoy menjadi Rp 36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2% yoy menjadi Rp11,8 triliun. Total portofolio kredit konsumer naik 5,1% yoy menjadi Rp 148,4 triliun.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. LAR turun ke 14,6% di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8% di tahun sebelumnya. NPL terjaga sebesar 2,2% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.
Di sisi pendanaan, CASA tumbuh 19,1% yoy mencapai Rp 767,0 triliun, berkontribusi hingga 78,6% dari total dana pihak ketiga. Deposito juga tumbuh 6,1% yoy menjadi Rp 208,9 triliun. Secara keseluruhan, total DPK 16,1% yoy menjadi Rp 975,9 triliun.
"Sehingga turut mendorong total aset BCA naik 14,2% yoy mencapai Rp 1.228,3 triliun. Solidnya pendanaan CASA ditopang oleh kepercayaan nasabah, serta kemudahan dan keandalan bertransaksi," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News