kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target KPR bersubsidi BTN masih kurang 17.000 Unit


Rabu, 22 Desember 2010 / 11:25 WIB
Target KPR bersubsidi BTN masih kurang 17.000 Unit


Reporter: Wahyu Satriani, Kontan |

JAKARTA. Tahun 2011 akan tiba dalam hitungan hari. Namun, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi Bank Tabungan Negara (BTN) masih jauh dari target.

Direktur Consumer Banking Irman A. Zahiruddin menuturkan, sampai saat ini BTN baru menyalurkan KPR bersubsidi untuk pembelian 93.000 unit rumah. Padahal bank ini memasang target penyaluran KPR bersubsidi tahun ini hingga 110.000 unit. "Memang masih kurang, namun kami tetap optimis target tersebut bisa terkejar," ujar dia, Senin malam (20/12).

Walau target lama belum tentu dapat tercapai, BTN sangat percaya diri menaikkan target penyaluran KPR bersubsidi tahun depan menjadi 130.000 unit rumah. Ini berarti BTN yakin penyaluran KPR bersubsidi 2011 tumbuh 18% lebih tinggi dari target 2010.

Bank ini bukan cuma perlu menggenjot lebih semangat penyaluran KPR bersubsidi. Bank yang sangat identik dengan KPR ini juga harus berpeluh mengejar realisasi pembiayaan rumah lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Sampai saat ini, realisasi FLPP baru mencapai 17.000 unit rumah, jauh di bawah target yang ditetapkan sebelumnya sebanyak 24.000 unit KPR Sejahtera Tapak dan 1.500 KPR Sejahtera Susun.

Sekadar pengingat kita, BTN ketiban jatah menyalurkan pembiayaan perumahan dengan menggunakan skema FLPP senilai Rp 2,68 triliun.

Direktur Utama BTN Iqbal Latanro mengaku tak risau oleh besarnya target yang harus dikejar bank yang dia pimpin. "Wajar jika penyaluran FLPP masih rendah karena ini termasuk program baru. Oktober lalu baru dirilis," kilah Iqbal.
Selain itu, menjalankan dua pola subsidi sekaligus dia akui cukup memecah konsentrasi BTN. Yang dia maksud adalah pola FLPP dan pola subsidi selisih bunga yang sudah berjalan lebih dulu. "Konsentrasi programnya menjadi terpecah karena pilihannya menjadi ada dua," ujar Iqbal.

Namun, ia sangat optimis bahwa tahun 2011 nanti pola FLPP akan lebih kencang bergulir. Alasannya, pola subsidi selisih bunga akan dihapus per 1 Januari 2011. "Jadi, skema yang ada nanti tinggal FLPP. Saya rasa akan ada peningkatan permintaan yang berarti," imbuh dia.

Sekadar informasi, sekitar 65% porsi penyaluran KPR dengan skema FLPP ini tertuju ke kawasan Jabodetabek. Baru selebihnya akan terkucur ke luar Jabodetabek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×