Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meskipun usaha pembiayaan cenderung lesu, PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (Batavia Finance) masih optimistis. Hal ini terlihat dari pandangan ke depan pihak perseroan yang menargetkan untuk meningkatkan pembiayaan menjadi sebesar Rp 1,3 triliun pada tahun 2015 nanti.
“Tahun depan kira-kira dananya sekitar Rp 1,3 triliun. Ada dari rencana right issue maksimal Rp 350 miliar, tagihan yang bisa diputar lagi itu sekitar Rp 300 miliar. Jadi kebutuhan dana sekitar 600 hingga 700 miliar lagi,” ujar Markus Dinarto Pranoto, Direktur Batavia Finance, Selasa (25/11).
Adapun hingga akhir tahun 2014 ini, Markus memprediksi bahwa pihaknya akan memperoleh pembiayaan sebesar Rp 1 triliun. Jika terealisir, maka ia mengaku kondisi tersebut hampir mirip dengan pencapaian pada tahun 2013. “Booking sampai akhir tahun Rp 1 triliun, akan flat jika dibandingkan tahun lalu. Bisa flat saja sudah bagus,” pungkasnya.
Markus menjelaskan, ada tiga hal yang membuat kondisi pembiayaan perseroan cenderung melempem tahun ini. Mulai dari pemilu dan kondisi politik tanah air yang kurang kondusif, suku bunga acuan atau BI rate yang naik, hingga harga komoditas seperti karet dan sawit yang kurang baik.
“Kita sekarang mobil bekas saja. Per Oktober, heavy equipment sudah tidak booking, hampir tidak ada,” tuturnya.
Saat ini, sumber pendanaan Batavia Finance terdiri dari 30% obligasi dan 70% pinjaman perbankan. Di mana dari pinjaman perbankan sekitar Rp 680 miliar tersebut, sebanyak 91,17% berasal dari bank lokal dan sisanya bersumber dari bank asing.
Markus menjelaskan, perbankan tanah air lebih memahami bisnis multifinance di Indonesia. Hal inilah yang membuat Batavia Finance lebih memilih pinjaman dari bank lokal.
“Lokal ada Bank Mandiri, BII, BRI, Bukopin, dan sebagainya. Kami lebih menyukai bank lokal karena mereka lebih mengerti bisnis multifinance Indonesia, kita menjelaskan lebih mudah, tight juga lebih cocok,” tuturnya.
Ke depan, Batavia Finance akan merubah porsi pendanaannya dengan berencana untuk menerbitan saham baru atau right issue senilai Rp 350 miliar.
Selain itu, dengan target laba sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 42 miliar, Markus memprediksi pihaknya dapat merealisasikan sekitar 90% hingga akhir tahun nanti, atau sekitar Rp 37,8 triliun.
Berdasarkan Keterbukaan Informasi, hingga kuartal III kemarin, Batavia Finance telah membukukan laba bersih sebesar Rp 28,23 miliar. Untuk tahun 2015, perseroan telah berencana untuk dapat membukukan laba sebanyak Rp 80 miliar. “Per Oktober terealisasi sekitar 90% dan sampai akhir tahun sekitar segitulah. Masih optimis sisa dua bulan ini,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News