Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Bak gayung bersambut, rencana Asuransi Maipark membuat model perhitungan risiko banjir alias flood modeling dapat lampu hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bahkan regulator pengganti tugas Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) ini menargetkan, Indonesia sudah punya tarif preferensi asuransi khusus banjir akhir tahun 2013. Jadi, industri asuransi bisa menjual produk tersebut.
Firdaus Djaelani, Ketua Eksekutif Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Komisioner OJK memaparkan, kebutuhan asuransi banjir semakin mendesak. Sayangnya, selama ini risiko banjir baru sebatas perluasan asuransi di kendaraan bermotor dan properti. Alhasil perlindungan tidak maksimal. "Kalau punya asuransi banjir enak, seperti sekarang sudah ada asuransi khusus bencana," ujarnya, pekan lalu.
Menurut dia, Indonesia tertinggal dari negara lain. Misalnya Singapura yang sudah memiliki modelling skema klaim objek asuransi kebanjiran. Jika Indonesia tidak segera membuatnya, ke depan dikhawatirkan tarif premi banjir akan mengikuti model negara lain. Maka itu, regulator mendorong Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) segera membuat peta rawan banjir dan model hitungan risiko. "Padahal banyak lembaga asing berminat studi banjir di Indonesia. Kalau kita tidak segera buat, nanti tarif mengacu mereka," katanya.
Ketua Umum AAUI Kornelius Simanjuntak mengatakan, sebenarnya peta rawan banjir sudah disusun akhir 2012. Sayangnya, banjir di Jakarta Januari ini cakupan daerahnya lebih luas dari peta yang sudah dibuat. Daerah-daerah yang semula tidak diperhitungkan justru kebanjiran. Karena itu, AAUI akan memperbaiki peta tersebut sebelum membuat kajian untuk diajukan ke regulator.
Kini, AAUI sedang menggodok perhitungan tarif premi. Misalnya, daerah yang terkena banjir sejak bertahun-tahun maka tarif premi asuransi banjirnya lebih tinggi.
Catatan saja, beberapa asuransi kini tidak mau menerima polis dari daerah-daerah yang masuk peta rawan banjir kecuali karena perjanjian. "Nah itu masih kami godok, baiknya seperti apa," kata Kornelius. Dengan tarif preferensi, asuransi bisa menjual produk sesuai tarif yang pantas.
Sebelumnya Frans Y Sahusilawane, Direktur Utama Asuransi Maipark, berencana menguji coba flood modeling risiko banjir untuk Jakarta pada semester II-2013. Maipark bekerja sama dengan Catastophe Risk Management Institute of Nanyang Technological, University Singapore. Pengujian ini akan mendapatkan informasi karakteristik risiko banjir di Jakarta. Dari hasil ini, Maipark memetakan zona banjir dan premi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News