Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) memastikan akan menurunkan tarif transaksi dan tunai di mesin ATM, menyusul rencana penggabungan 10.000 ATM bank BUMN pada akhir tahun ini. Penurunan tarif tersebut akan dilakukan bersamaan dengan peluncuran perusahaan switching BUMN.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Asmawi Syam mengatakan, bank pelat merah dan Kementerian BUMN sedang mengkaji besaran jumlah penurunan tarifnya. "Setelah switching, bersamaan peluncuranĀ 10.000 ATM Himbara, transaksi dan tarik tunai akan diturunkan," jelas Asmawi, Selasa (4/10).
Asmawi menambahkan, penurunan tarif ATM akan berdampak pada penurunan perolehan fee based masing-masing bank. MeskiĀ meski demikian, Asmawi berkeyakinan, volume transaksi juga akan meningkat pesat setelah penurunan tersebut. "Jadi tarifnya turun tapi volumenya naik," ujar Asmawi.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni menimpali, kelak tidak hanya bank BUMN saja yang dapat menikmati tarif murah di ATM. Melainkan juga bank swasta. "Prioritasnya Himbara dulu, nanti kami buka bagi bank swasta yang mau ikut bergabung," tutur Baiquni.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, BCA masih menunggu keputusan Himbara dalam mensinergikan mesin ATM dengan menggandeng pihak perbankan swasta. "Belum bisa kalau sekarang. Kami akan tunggu," kata Jahja.
Sebagai informasi, saat ini jumlah ATM bank BUMN telah mencapai 55.804 unit di seluruh Indonesia. Adapun rencana penggabungan 10.000 ATM Himbara melibatkan Bank Mandiri, BRI, Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Mengutip data dari Bank Indonesia (BI), jumlah kartu ATM dan debit per Agustus 2016 berjumlah 120,77 juta kartu. Sedangkan jumlah kartu kredit mencapai 17,03 juta kartu. BI mencatat, seluruh ATM yang ada di Indonesia tercatat sebanyak 100.008 mesin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News