Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Sependapat dengan Edward, Analis Buana Capital James Stanley melihat penurunan NIM yang dialami karena likuditas menjadi tantangan utama Bank Mandiri.
Untungnya, rasio likuditas Bank Mandiri (LDR) turun menjadi 95,6% seiring pertumbuhan kredit melambat, sementara pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mampu mengejar.
James mengungkapkan manajemen bank telah memberikan panduan bahwa pertumbuhan kredit dan NIM akan membaik di kuartal-kuartal berikutnya, terutama pada paruh kedua 2025 seiring peningkatan belanja fiskal dan potensi penurunan suku bunga BI.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Menguat pada Senin (28/4), Cek Rekomendasi Saham dari Analis Berikut
“Bank juga telah mulai menyesuaikan harga kembali kredit komersial dan ritel,” ujarnya.
Meski tantangan kinerja tetap membayangi Bank Mandiri di 2025 ini, tiga analis tersebut kompak memberikan rekomendasi beli untuk saham bank tersebut. Meskipun, ada yang merevisi target harga dari BMRI.
Misalnya, Erni yang bilang mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BMRI dengan target harga baru sebesar Rp 7.050 per saham, dari sebelumnya Rp 7.750 per saham. Ini mencerminkan target PBV (Price to Book Value) sebesar 2,2x untuk 2025.
“Kami sedikit menurunkan estimasi laba sebesar 4% untuk 2025–2027 karena ekspektasi opex yang lebih tinggi,” ujar Erni.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham PGN (PGAS) yang Diproyeksi Cetak Kinerja Stabil di Tahun 2025
Sementara itu, James mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp 5.900, itu mencerminkan nilai wajar P/BV FY25 sebesar 1,8x. Selanjutnya, Edward merekomendasikan beli dengan target harga Rp 7.100.
Selanjutnya: Merger Adira dan Mandala Finance Menghasilkan Multifinance dengan Pendapatan Terbesar
Menarik Dibaca: 10 Pilihan Buah-buahan untuk Asam Lambung yang Sehat dan Aman Dikonsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News