kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tertekan kenaikan bunga, NIM bank diprediksi masih akan susut


Senin, 24 September 2018 / 16:11 WIB
Tertekan kenaikan bunga, NIM bank diprediksi masih akan susut


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan menyebut tren kenaikan bunga yang terjadi di pasar sudah memberikan efek terhadap margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan.

Ambil contoh, data terbaru yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Juli 2018 mencatat posisi NIM perbankan ada di level 5,12%. Walau masih terbilang tinggi, bila dibandingkan dengan Juli 2017, posisi ini menurun dari level 5,35% atau susut 23 basis poin (bps). Selain itu, NIM industri per Juli 2018 nyatanya masih lebih tinggi dibandingkan posisi empat bulan sebelumnya.

Beberapa bank yang dihubungi Kontan.co.id menjelaskan, penyusutan NIM tersebut utamanya dikarenakan adanya penyesuaian tingkat bunga pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate (7DRRR).

Berbeda dengan industri, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) justru mencatatkan posisi NIM perlahan meningkat. Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menuturkan per Juli 2018 lalu posisi NIM BTN ada di level 4,21%. Posisi ini tak bertahan lama, pada bulan Agustus 2018 akhir, NIM BTN kembali meningkat menjadi di level 4,25%.

Posisi tersebut meningkat cukup besar dibandingkan posisi NIM pada bulan Juni 2018 sebesar 4,17%. Melihat kondisi yang terus membaik ini, bank spesialis penyalur kredit perumahan ini memproyeksi di kuartal III-2018 NIM BTN dapat naik ke level 4,5%.

"Target NIM BTN di kuartal III-2018 di atas 4,5%. Di posisi bulan Juli dan Agustus berturut-turut di posisi 4,21% dan 4,25%," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (24/9).

Dus, bank berkode emiten bursa ini memasang target NIM pada akhir tahun di level 4,8%. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan posisi pada akhir tahun 2017 lalu sebesar 4,76%.

Lanjut Mahelan, guna menjaga NIM di level aman, pihaknya harus menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di level stabil. Serta melakukan realisasi KPR subsidi yang menjadi andalan penggerak kredit BTN sesuai target.

"Selain itu kami juga meningkatkan realisasi low cost fund (dana murah). Serta meningkatkan kinerja dari sisi fee based income," sambungnya. 

BTN juga akan melakukan efisiensi biaya operasional.

Di sisi lain, Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Anggoro Eko Cahyo mengatakan NIM perbankan secara industri saat ini memang mengalami tekanan. "Hal ini dipicu dari kondisi ekonomi global dengan indikator kenaikan suku bunga The Fed yang berimbas pada kenaikan BI Rate," kata Anggoro.

Hal ini berdampak pula pada kinerja BNI. Salah satunya antara lain penyesuian sisi liabilitas yang akan elbih cepat dan luas dampaknya dibanding penyesuaian dari sisi aset. Walau tak merinci posisi terkini, bank berlogo 46 ini mencontohkan pada periode kuartal II 2018 lalu NIM BNI sudah turun sekitar 10 basis poin dari 5,5% di akhir 2017 menjadi 5,4%.

Anggoro memproyeksi, kondisi penyusutan NIM perbankan akan terus berlangsung sampai dengan akhir tahun 2018. Sebagai langkah antisipasi NIM agar tak tergerus terlalu dalam, perseroan ini berupaya untuk melakukan efisiensi sambil mendorong peningkatan dana murah atau current account and saving account (CASA) guna menekan biaya dana (cost of fund/cof). "Selain itu kami juga menjaga kualitas kredit serta optimalisasi sisi aset untuk imbangi tekanan NIM," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×