Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) perbankan di sektor properti tercatat merangkak naik sejak awal tahun 2024. Padahal, secara total industri, NPL perbankan justru mengalami perbaikan.
Menilik data Bank Indonesia (BI), NPL properti per April 2024 tercatat di level 2,72%. Angka tersebut naik dari bulan sebelumnya di level 2,61% dan bahkan lebih tinggi dari periode April 2023 di level 2,64%.
Sementara itu, NPL gross perbankan industri secara keseluruhan per Maret 2024 tercatat 2,25%. Ada sedikit perbaikan dari periode sama tahun sebelumnya yang berada di level 2,49%.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Solikin M Juhro menilai bahwa kondisi NPL properti masih dalam kondisi yang normal. Menurutnya, sektor properti tak akan terpengaruh dengan guncangan global yang terjadi saat ini.
Baca Juga: Bos BTN Buka-Bukaan Terkait NPL Kredit Konstruksi Yang Tinggi
Tak hanya itu, ia bilang bahwa pihaknya sudah melakukan focus group discussion (FGD) dengan para asosiasi pengusaha-pengusaha properti. Di mana, para pengusaha ini masih optimistik kalau risiko KPR tetap dapat dikendalikan,
”Jadi mereka yakin bisa menjaga risiko kredit yang dimiliki dan tetap menggenjot KPR,” ujar Solikin.
Sementara itu, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan bahwa selama empat hingga lima tahun terakhir, BTN telah menstabilkan antara pertumbuhan kredit dengan kualitas kredit. Di mana, portofolio kredit BTN paling banyak di sektor properti.
Ia bilang untuk menjaga risiko kredit KPR saat ini, BTN selalu menjaga rasio pencadangan di level 150%. Tak berhenti sampai di situ, Nixon menambahkan bahwa rasi pencadangan akan digenjot hingga 200%.
”Di sisi lain, NPL nya juga turun sehingga pencadangan juga gak terlalu dipakai,” ujarnya, belum lama ini.
Tak hanya itu, ia menginginkan NPL yang dimiliki BTN bisa konsisten turun. Artinya, ia ingin menjaga agak NPL BTN tidak mengalami naik turun dengan volatilitas yang tinggi.
”Jadi kita tidak greedy terlebih dulu untuk kejar laba, tapi emang jaga pencadangan,” tambahnya.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn bilang, saat ini BCA mencatat NPL kredit properti tetap terjaga, baik itu segmen apartemen maupun rumah tapak. Namun, ia tak menyebutkan secara detil kondisi NPL di segmen tersebut.
Hera hanya bilang NPL BCA secara keseluruhan berada di angka 1,9% pada kuartal I-2024. Sebagai perbandingan, NPL BCA pada periode sama tahun lalu ada di level 1,8%.
“Upaya BCA dalam menjaga kredit properti dengan pemanfaatan data analytics dan pengenalan nasabah yang lebih dekat dari cabang,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News