Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tingkat penetrasi asuransi di dalam negeri memang terbilang masih kalah dibanding sejumlah negara tetangga. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penetrasi perlahan mengalami kenaikan.
Data regulator pada akhir 2015 menyebut angka penetrasi asuransi berada di angka 2,29%. “Namun terus meningkat menjadi 2,74% sampai November 2016,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad beberapa waktu lalu.
Salah satu pendorong peningkatan penetrasi adalah sejumlah program yang masuk ke dalam master plan Sketor Jasa Keuangan Indonesia sampai 2019. Contoh program asuransi yang ada dalam master plan ini adalah Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang merupakan program untuk meminimalkan dampak negative perubahan iklim dan gangguan serangan hama.
Sejak 2015, luas lahan yang telah diasuranasikan mencapai 431,2 hektar dengan jumlah nasabah mencapai 798.422 orang petani. Dari sisi premi, jumlahnya telah mencapai Rp 77,62miliar, di mana 80% di antaranya merupakan subsidi dari pemerintah.
Program lain yang juga digalakkan adalah Asuransi Usaha Ternak Sapi(AUTS) bagi para peternak. Sejak 2015, jumlah ternak sapi yang sudah diasuransikan mencapai 12.576 ekor dengan perolehan premi sebesar Rp 2,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News