Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa
Aset Bank Indonesia (BI) bertambah Rp 51,68 triliun selama tahun 2009. Hal ini terungkap dalam publikasi laporan keuangan BI tahun 2009.
Penyumbang terbesar kenaikan aset bank sentral berupa surat berharga. Hingga akhir tahun 2009 lalu, nilai kepemilikan surat berharga BI mencapai Rp 538,37 triliun, naik dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 499,63 triliun. Sedangkan cadangan emas BI tercatat naik menjadi Rp 24,35 triliun. Naik tipis dari posisi tahun sebelumnya yang senilai Rp 22,23 triliun.
Sisi aktiva yang juga mengalami kenaikan adalah kepemilikan surat utang negara (SUN) RI di mana nilai di akhir 2009 sudah mencapai Rp 25,35 triliun. Pos hak tarik khusus juga meningkat drastis. Tahun 2008 lalu, hak tarik khusus BI hanya sebesar Rp 366,06 miliar. Namun, akhir 2009 nilainya melejit naik menjadi Rp 25,87 triliun.
Adapun pos-pos lain di sisi aset seperti giro, deposito, uang asing, tagihan, penyertaan, dan surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali nilainya menurun bila dibandingkan tahun 2008 lalu.
Dengan komposisi tersebut, maka total aset bank sentral hingga akhir 2009 lalu mencapai Rp 915,875 triliun. Bertambah dari posisi setahun sebelumnya yang nilainya Rp 864,191 triliun.
Untuk sisi pasiva alias kewajiban, tercatat kewajiban bank sentral berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mencapai Rp 254,192 triliun. Melesat naik dari posisi tahun 2008 yang hanya sebesar Rp 175,342 triliun.
Kewajiban yang juga naik adalah yang berupa Fasilitas SBI (FaSBI). Tahun lalu, FaSBI hanya senilai Rp 75,67 triliun. Tahun 2009, nilainya melonjak menjadi Rp 82,37 triliun. Total kewajiban yang ditanggung oleh BI hingga akhir 2009 lalu mencapai Rp 822,36 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News